Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres, Sebagian Besar Napi Meninggal di Masa Awal Tahanan

Kompas.com - 31/12/2008, 12:21 WIB

JAKARTA, RABU — Sebagian besar narapidana dan tahanan meninggal pada masa tinggal 1 hari sampai dengan enam bulan. Selama 2008, ada 533 orang meninggal pada masa tinggal tersebut, dari 750 orang  jumlah total napi/tahanan yang meninggal.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM Untung Sugiyono mengatakan, kematian tersebut disebabkan oleh tingkat stres napi/tahanan pada masa tinggal pertama. "Mereka stres dan serba kurang. Makan kurang, mandi kurang, sirkulasi udara kurang, apa-apa kurang. Keadaan ini mempercepat penurunan daya tahan tubuh dan ini membuat mereka cepat sakit," ujar Untung pada saat konferensi pers Refleksi Akhir Tahun di Ditjen Pemasyarakatan, Rabu (31/12).

Menurut dia, sebagian besar napi/tahanan yang meninggal juga disebabkan oleh sejumlah penyakit, terutama HIV AIDS dan TBC. Sementara itu, yang meninggal pada masa tinggal 7-12 bulan ada 142 orang dan sebanyak 75 orang yang meninggal pada masa tinggal lebih dari satu tahun. Namun, jika dibandingkan dengan tahun 2007, jumlah napi/tahanan yang meninggal turun sekitar 16 persen.

Pada tahun lalu, jumlah napi dan tahanan yang meninggal mencapai 893 orang. Angka tersebut merupakan angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Untuk itu, Ditjen Pemasyarakatan membangun kerja sama dengan Departemen Kesehatan guna mengetahui apakah napi/tahanan masuk dalam keadaan sehat atau berpenyakit.

Ditjen Pemasyarakatan juga bekerja sama dengan Komisi Penanggulangan HIV AIDS untuk menjelaskan cara hidup sehat bersama virus tersebut. Selain itu, Ditjen juga rutin memberikan obat yang berkaitan dengan penyakit tadi. Ini, lanjutnya, sudah dimulainya pada 2008.

Untung menuturkan, Ditjen Pemasyarakatan telah melakukan antisipasi untuk mencegah kematian napi/tahanan akibat pertengkaran. Dia mengatakan, Ditjen Pemasyarakatan sengaja menempatkan napi/tahanan berbahaya atau yang harus mendapatkan perlakuan khusus, seperti Verry Idham Heriyansyah alias Ryan, di tempat khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com