Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Minta Polda Sumbar Transparan Soal Penyebab Kematian Afif Maulana

Kompas.com - 25/06/2024, 17:25 WIB
Singgih Wiryono,
Ardito Ramadhan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asas Manusia (Komnas HAM) meminta Polda Sumatera Barat (Sumbar) untuk transparan memberikan keterangan penyebab kematian Afif Maulana, bocah 13 tahun yang meninggal karena diduga disiksa 30 anggota Sabhara.

Komisioner Komnas HAM Hari Kurniawan mengatakan, transparansi perlu dilakukan agar kematian Afif dan delapan korban dugaan penyiksaan lainnya bisa diproses secara adil.

"Kami meminta kepada Polda Sumbar dan juga Polresta Padang untuk secara transparan dan terbuka serta mendahulukan prinsip fair trial dalam konteks penyelidikan dugaan kematian salah satu pelajar (Afif) dan juga dugaan penyiksaan yang dialami delapan orang itu," kata Hari di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

Hari mengatakan, berdasarkan laporan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Afif diduga dikeroyok oleh petugas polisi dan mengalami luka lebam hingga lima tulang rusuknya patah.

Baca juga: Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

"Si anak ini mengalami luka-luka dan meninggal dengan leban di pipi maupun juga ada lima tulang rusuk di sekitar paru-parunya yang patah," ujar Hari

Merujuk laporan LBH Padang, Hari menyebut ada 18 orang yang ditangkap Polresta Padang dan diduga dianiaya.

Ia menyebutkan, dari belasan orang itu, delapan orang dalam pendampingan LBH, dan dua orang termasuk keluarga almarhum Afif yang telah membuat surat kuasa hukum untuk LBH Padang.

Hari menerima laporan bahwa para korban ini disiksa oleh polisi yang menangkap mereka dengan alasan pembubaran jelang tawuran.

Baca juga: LBH Padang Minta Kapolri Ambil Alih Kasus Kematian Siswa SMP di Sungai

"Jadi mereka ada yang disetrum, menurut keterangan (LBH Padang) tadi ya, ada yang disundut rokok sampai lima kali di punggungnya," ujar Hari.

Komnas HAM pun menyayangkan peristiwa itu terjadi dan menegaskan bahwa harus diusut tuntas.

"Kami akan terus memantau dan mengawasi kasus ini, dan untuk kantor perwakilan Komnas HAM (di Sumbar) sendiri sudah mengeluarkan surat permintaan keterangan kepada Polda maupun kepada Polres, namun sampai hari ini belum direspons oleh mereka," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar bernama Afif Maulana ditemukan meninggal di Sungai Kuranji, dekat jembatan Jalan Bypass, Padang, Sumatera Barat, Minggu (9/6/2024) pukul 11.55 WIB.

Bocah laki-laki itu ditemukan mengapung di sungai dengan luka lebam pada bagian punggung dan perutnya. Afif diduga meninggal karena dianiaya oleh polisi.

Dugaan itu mencuat berdasarkan keterangan 18 pemuda teman Afif yang ditangkap anggota Sabhara yang berpatroli.

Namun Polda Sumbar membantah hal tersebut karena menyebut tidak ada saksi yang melihat penganiayaan itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Dituntut 12 Tahun Bui, SYL Sebut KPK Tak Pertimbangkan Kontribusinya di Masa Krisis

Dituntut 12 Tahun Bui, SYL Sebut KPK Tak Pertimbangkan Kontribusinya di Masa Krisis

Nasional
Pastikan Upacara HUT RI Ke-79 di IKN Aman, BNPT Gelar Asesmen di Beberapa Titik Vital

Pastikan Upacara HUT RI Ke-79 di IKN Aman, BNPT Gelar Asesmen di Beberapa Titik Vital

Nasional
KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com