Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari "Ransomware" PDN, Pakar: Sektor Kritikal Baiknya Diisi Profesional

Kompas.com - 25/06/2024, 17:18 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah disarankan melibatkan orang-orang profesional ddalam pengelolaan layanan digital dan keamanan siber di Indonesia, supaya efektif dan efisien dalam membuat dan mengambil kebijakan.

Hal itu disampaikan oleh pakar keamanan siber Alfons Tanujaya terkait serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) Sementara.

Serangan siber itu menyebabkan data sejumlah kementerian/lembaga sampai pemerintah daerah tak bisa diakses karena dienkripsi peretas.

Baca juga: Polri Usut Dugaan Pidana Terkait Serangan Ransomware di PDN

Menurut Alfons, pemerintah sebaiknya mengutamakan penempatan orang-orang yang memiliki kemampuan dan memahami dunia digital dan keamanan siber di kementerian atau lembaga menangani masalah itu.

Dia menilai hal itu perlu dilakukan supaya arah kebijakan terkait dunia digital tepat sasaran dalam mensukseskan agenda pemerintah.

"Jadi untuk sektor yang kritikal ada baiknya memang diisi oleh tenaga profesional, sehingga lembaga tersebut bisa menjalankan fungsinya dengan optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat," kata Alfons saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Minta Peretasan Server PDN Diinvestigasi, Wapres: Tak Boleh Terjadi Lagi!


Alfons menilai kritik masyarakat tentang posisi pimpinan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berlatar militer dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang merupakan ketua relawan Projo tidak bisa dikesampingkan pemerintah.

Sebab dalam mengelola dunia siber Indonesia, kata Alfons, memang diperlukan orang-orang yang berlatar belakang teknis teknologi informasi ketimbang mengedepankan urusan politik.

Alfons berharap peran unsur Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang melebur di dalam BSSN dioptimalkan supaya Indonesia siap menghadapi serangan siber seperti terjadi pada PDN Sementara.

"Untuk BSSN yang didalamnya ada Lemsaneg diharapkan bisa mengoptimalkan expertise (keahlian)-nya di sana karena enkripsi merupakan kunci utama pengamanan data di era digital ini," ujar Alfons.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut pelaku serangan siber meminta tebusan 8 juta dollar Amerika Serikat, jika pemerintah ingin membuka enkripsi terhadap sistem data PDN yang terinfeksi.

Baca juga: Data Masyarakat Dikhawatirkan Tak Aman Buntut Serangan Siber PDN

"Tadi Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) konferensi pers di Kominfo. Saya tinggal karena saya harus ke sini. Ini serangan virus lockbit 302," ujar Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Sistem PDN mengalami gangguan hingga membuat layanan keimigrasian di sejumlah bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, terganggu sejak Kamis (20/6/2024).

Peladen (server) PDN Sementara yang berada di Surabaya, Jawa Timur mengalami serangan siber perangkat lunak jahat dengan tebusan (ransomware).

Lembaga yang mengelola peladen PDN Sementara adalah konsorsium Telkom dan Lintasarta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Dituntut 12 Tahun Bui, SYL Sebut KPK Tak Pertimbangkan Kontribusinya di Masa Krisis

Dituntut 12 Tahun Bui, SYL Sebut KPK Tak Pertimbangkan Kontribusinya di Masa Krisis

Nasional
Pastikan Upacara HUT RI Ke-79 di IKN Aman, BNPT Gelar Asesmen di Beberapa Titik Vital

Pastikan Upacara HUT RI Ke-79 di IKN Aman, BNPT Gelar Asesmen di Beberapa Titik Vital

Nasional
KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

KPK Cecar Said Amin soal Sumber Uang Pembelian 72 Mobil dan 32 Motor Eks Bupati Kukar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com