JAKARTA, KOMPAS.com - Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai perlu mempertahankan dukungan dari Koalisi Perubahan yang mengusungnya pada Pilpres 2024, seandainya berminat maju pada Pilkada Jakarta 2024.
"Yang paling visible bagi Mas Anies adalah bertahan di 3 parpol Koalisi Perubahan (PKS, PKB, Nasdem), karena komunikasi sudah dapat, chemistry juga harusnya sudah dapat, tapi kalau bisa meyakinkan PDI-P sekaligus itu luar biasa," kata analis politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, dalam program Gaspol! Kompas.com, Sabtu (22/6/2024).
Adapun saat ini Anies masih menunggu rekomendasi dari sejumlah DPP partai politik untuk bisa berlaga di Pilkada Jakarta 2024.
Baca juga: Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta
DPW PKB dan DPD PDI-P DKI Jakarta sudah secara resmi menyerahkan nama Anies sebagai salah satu tokoh untuk diusung.
Nama Anies juga disebut masuk dalam bursa Partai Nasdem.
Namun, partai pengusung Anies di Pilpres 2024 itu belum secara resmi mendeklarasikan Anies berlaga di Jakarta dan mengaku masih menyimpan opsi nama-nama lain untuk diusung.
Sementara itu, PKS dianggap menunjukkan tanda-tanda melepas Anies.
Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengonfirmasi bahwa partainya memperoleh tawaran kursi calon wakil gubernur (cawagub) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilkada Jakarta 2024, walau sejauh ini KIM masih memperdebatkan sosok yang akan diusung sebagai penantang Anies.
Kehilangan PKS pada Pilkada Jakarta 2024 dinilai akan cukup merugikan kans Anies.
"Kalau kita cermati basis data pemilu (2024) kemarin, memang PKS memberikan kontribusi yang cukup besar dalam konteks dukungan suara kepada Mas Anies, khususnya di Jakarta," ujar Umam.
Baca juga: Reputasi Anies dan PDI-P Tak Terpengaruh meski Kolaborasi pada Pilkada Jakarta
Menurut dia, berjalan bersama PKS akan membawa dampak yang signifikan untuk Anies memenangkan Pilkada Jakarta 2024, sekalipun eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga sejauh ini masih merajai tangga survei elektabilitas sejumlah lembaga.
"Kita tahu PKS itu partai yang cukup ideologis, ada indoktrinasi yang kuat di level struktur di bawahnya," sebut Umam.
"Ketika ada keputusan berubah di level elite, maka pergeseran atau shifting pemilih juga akan bisa terjadi secara signifikan," kata dia.
Hal tersebut yang menurut Umam harus dihitung betul oleh Anies untuk menentukan apakah akan menjaga PKS tidak hengkang atau melepas partai berlambang bulan sabit itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.