Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

41,3 Persen Publik Tak Puas Kinerja KPK, Alex Ungkap Sulitnya Kontrol Pegawai

Kompas.com - 10/06/2024, 16:12 WIB
Syakirun Ni'am,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menilai, pimpinan KPK tidak bisa serta merta melakukan upaya pemberantasan korupsi secara langsung.

Tugas itu, menurutnya, didelegasikan oleh pimpinan kepada para penyelidik dan penyidik yang bekerja di instansi KPK.

"Bagi saya atau pimpinan, sulit jika kita tidak bisa mengontrol apa yang ingin kita capai," ungkap Alex saat dihubungi Kompas.com, untuk dimintai tanggapan soal hasil survei Litbang Kompas, Senin (10/6/2024).

Dalam survei tersebut, 41,3 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja KPK di dalam pemberantasan korupsi.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 74,4 Persen Publik Yakin Pansel KPK Usulkan Capim Kredibel

Alex pun mengungkapkan bahwa para penyelidik dan penyidik KPK, tidak sepenuhnya berasal dari instansi KPK. Dalam hal ini, banyak pegawai dari instansi/lembaga lain, seperti Kejaksaan Agung, Polri, maupun Badan Intelijen Negara (BIN) yang diperbantukan sebagai Pegawai Negeri yang Dipekerjakan (PNYD) di KPK.

Hal ini kian menjadi masalah lantaran tidak semua PNYD di KPK yang patuh dan loyal kepada pimpinan KPK. Persoalan ini pun sebelumnya juga diungkapkan oleh pimpinan KPK sebelumnya, Agus Rahardjo.

Ditambah, imbuh dia, tidak sedikit dari para PNYD itu yang berharap KPK menjadi "batu loncatan". Dalam hal ini, mereka berharap, ketika bertugas di KPK, mereka bisa mendapatkan promosi jabatan yang lebih tinggi ketika nantinya kembali ke instansi asalnya.

“Pimpinan KPK tentu saja tidak dapat menjanjikan hal itu,” jelas Alex.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 41,3 Persen Publik Tak Puas dengan Kinerja KPK

Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas yang digelar pada 20 sampai 22 Mei 2024 menyebutkan, publik terbelah dalam menyikapi KPK.

Sebanyak 41,3 persen responden mengaku tidak puas dengan kinerja KPK. Sementaea, 58,6 persen lainnnya menyatakan puas dan sisanya tidak mengetahui.

Peneliti Litbang Kompas menilai, data ini menunjukkan publik masih ragu terhadap KPK.

“Di sisi lain, ada optimisme yang terkandung di balik penilaian tersebut bahwa ada harapan KPK menunjukkan kinerja yang lebih baik,” tulis Litbang Kompas, dikutip dari Kompas.id, Senin (10/6/2024).

Namun demikian, survei itu juga menangkap responden masih yakin pimpinan KPK berusaha menjaga integritas mereka.

Selain itu, sebanyak 68,7 persen responden menyatakan masih percaya KPK sudah berupaya menunjukkan integritas dalam memberantas korupsi.

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: 21,4 Persen Responden Anggap Pimpinan KPK Kurang Tegas

Hasil survei juga mengungkap sebanyak 30,6 persen menilai KPK mengalami banyak intervensi pihak eksternal.

“Banyaknya intervensi dari pihak lain yang membuat agenda pemberantasan korupsi berjalan lambat,” tulis Litbang Kompas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com