JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI mengakui bahwa tantangan yang dihadapi Indonesia semakin kompleks dengan adanya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Oleh karena itu, dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-59 mereka, Lemhannas mengambil tema ‘reaktualisasi ketahanan nasional’.
“Kenapa kita angkat? Karena memang kondisi secara global, regional, dan nasional sangat dinamis. Tantangan-tantangan yang kita hadapi juga sudah berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Plt Gubernur Lemhannas Letjen TNI Eko Margiyono dalam konferensi pers perayaan HUT ke-59 Lemhannas di Kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).
Dalam perayaan HUT tahun ini, Lemhannas memaparkan orasi ilmiah dari Tenaga Profesional Lemhannas Prof Dadan Umar Daihani yang menyinggung soal ‘geo-cybernetics’.
Baca juga: Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter
Dalam orasi ilmiah itu, disebutkan bahwa tantangan semakin kompleks karena adanya AI.
“Sekarang dunia kita, dunia digital, tantangan-tantangan yang kita hadapi semakin kompleks dengan adanya artificial intelligence. Semua itu adalah tantangan buat kita,” kata Eko.
Eko menyebutkan, geo-cybernetics merupakan tantangan dalam menghadapi dunia siber, bukan lagi dunia nyata.
“Dulu kita masih menggunakan secara analog, sekarang digital, perubahan-perubahan zaman seperti kita harus ikuti. Kalau tidak, kita akan tertinggal dan terlindas oleh zaman,” ujar mantan Kepala Staf Umum TNI itu.
Lemhannas juga sedang mengkaji bagaimana cara memperkuat hubungan militer dan sipil, seperti tujuan Presiden Soekarno mendirikan Lemhannas.
Baca juga: Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak
“Salah satu pertimbangan Presiden Soekarno membentuk Lemhannas ini adalah beliau ingin mengintegrasikan antara sipil dan militer. Kalau mungkin bahasa yang sekarang kita gunakan adalah kolaborasi. Jadi kolaborasi seluruh aspek berkaitan dengan penataan ketahanan nasional bangsa ini,” ujar Eko.
Eko pun mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia soal pentingnya berkolaborasi.
“Jangan kita mengedepankam ego sektoral masing-masing. Banyak persoalan bangsa ini yang harus dihadapi atau kita lakukan secara kolaboratif,” kata Eko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.