JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, sulit bagi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menang jika diusung sebagai bakal calon gubernur dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Diketahui, Ahok masuk bursa bacagub PDI-P untuk Pilkada DKI dan Sumatera Utara (Sumut).
Ujang mengatakan, status Ahok yang pernah dipidana karena kasus penistaan agama menjadi alasannya.
“Masalah pidana, masalah penistaan agama, yang itu sangat merugikan bagi Ahok dan PDI-P,” kata Ujang kepada Kompas.com, Jumat (17/5/2024).
“Kalau Ahok enggak bakal diusung (PDI-P) karena diusung pasti keok. Pasti kalah,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.
Kasus penistaan agama, lanjut Ujang, telah melekat bagi masyarakat DKI Jakarta. Apalagi, tingkat religiusitas masyarakat Jakarta tinggi.
“Jadi sulit dan berat kalau Ahok diusung maju ya kemungkinan besar akan tumbang karena bagaimanapun religiusitas masyarakat Betawi itu tinggi,” kata Ujang.
“Mereka akan mencari sosok figur yang bisa bagus agamanya, taat agamanya. Yang menistakan agama pasti sulit untuk bisa menang di DKI,” ucapnya lagi.
Ujang menambahkan, potensi yang sama bakal terjadi apabila Ahok diusung di Sumut.
“Tetap sulit walaupun memang Sumut punya karakteristik sendiri, tetapi tetap saja bahwa terutama kelompok Islam tidak akan memilih Ahok,” ucap Ujang.
“Di situ sebenarnya kekurangan Ahok. Di situ yang harus diperhatikan oleh Ahok dan PDI-P, tetapi apa pun itu tergantung partainya,” kata dia.
Baca juga: Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara
Belum lagi, apabila petahana dan Wali Kota Medan Bobby Nasution jadi maju untuk Pilkada 2024.
Bobby merupakan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Apalagi kalau bicara Sumut, ada incumbent yang maju, lalu ada Bobby menantunya Presiden itu lebih berat lagi,” kata Ujang.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga mengungkapkan enam dari delapan nama kader PDI-P yang potensial diusung pada Pilkada DKI 2024.