Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Kompas.com - 30/04/2024, 15:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pembangunan gudang atau lumbung pangan permanen di dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Sinak dan Agandugume, akan selesai tahun ini.

Ia menyampaikan, pembangunan lumbung pangan itu sejauh ini berjalan baik.

Adapun pembangunan lumbung pangan dilakukan untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan bahan pangan yang sempat menimpa dua distrik itu pada 2023 lalu.

"Saya melaporkan pembangunan gudang di distrik Sinak dan Agandugume untuk mengatasi kelaparan, kekurangan bahan pangan di beberapa distrik di Papua secara permanen sehingga nanti tidak lagi setiap tahun menjadi urusan kita. Tahun ini selesai untuk gudang," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024).

Baca juga: Atasi Kelaparan, Lumbung Pangan Papua Tengah Akan Dibangun Paling Lambat September

Muhadjir menyampaikan, dua distrik untuk lumbung pangan itu dipilih lantaran berada di dataran tinggi. Penyaluran logistik ke distrik di dataran rendah dinilai akan lebih mudah.

Adapun distrik Agandugume dipilih lantaran saat musibah kelaparan tahun 2023, pemerintah sempat kesulitan mengirim bantuan pangan ke sana karena minimnya infrastruktur.

Akhirnya, penduduk distrik Agandugume perlu menempuh perjalanan selama dua hari satu malam ke Distrik Sinak untuk menjemput bantuan.

Nantinya, pemerintah akan membangun akses jalan dari Sinak ke tiga distrik termasuk Agandugume sehingga warga akan lebih cepat menjemput bantuan.

"Karena itu beberapa saran dari pemda dan juga dari Pangdam, menyarankan Sinak ini dijadikan pusat distribusi dan logistik dan gudang untuk wilayah Papua Tengah dan Papua Pegunungan," bebernya.

Baca juga: Tinjau Lumbung Pangan di Sumba Tengah, Jokowi: 34 Persen Kemiskinan Ada di Sini

Nantinya, kata Muhadjir, lumbung pangan ini akan diisi dengan aneka ragam varietas umbi-umbian yang menjadi makanan pokok warga setempat.

Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar makanan yang ditampung disesuaikan dengan makanan pokok sehari-hari warga Papua.

Muhadjir bilang, lumbung mampu menampung 100 ton umbi-umbian.

"Saya sudah dapat arahan dari Bapak Presiden diusahakan makanannya jangan tercerabut dari makanan khas lokal di sana, jangan diubah pola makan mereka. Karena itu dengan adanya gudang ini kita upayakan nanti umbi-umbian yang tahan lama itu bisa ditampung dulu, baik itu dari hasil panen mereka maupun dari luar," jelasnya.

Baca juga: Bantuan Bencana Kekeringan di Papua Tengah Masih Tertahan, Kapolda: Kita Mobilisasi Masyarakat ke Sinak

Sebagai informasi, pembangunan lumbung pangan menjadi salah satu target jangka menengah pemerintah untuk mengatasi bencana kelaparan di Bumi Cendrawasih.

Pada 2023, Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah dilanda kekeringan yang membuat umbi-umbian sebagai makanan pokok membusuk.

Kekeringan yang menjadi sebab gagal panen ini dipengaruhi musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrim. Kekeringan itu juga menyebabkan warga kesulitan mendapat air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com