JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra menyebut amicus curiae Megawati Soekarnoputri seharusnya tidak akan mempengaruhi hakim Mahkamah Konstitusi (MK).
Adapun Megawati sebelumnya mengirimkan amicus curiae dalam bentuk tulisan tangan dengan tinta berwarna merah untuk sidang perkara sengketa hasil pemilihan presiden.
“Kalau dari segi keputusan mestinya tidak, jadi saya katakan mestinya tidak. Siapa tahu nanti hakim pertimbangkan,” kata Yusril dalam wawancara eksklusif di program GASPOL! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (18/4/2024) malam.
Baca juga: Menerka Nasib Amicus Curiae di Tangan Hakim MK
Menurut Yusril, secara teori hukum amicus curiae Megawati tidak mungkin menjadi pertimbangan putusan.
Amicus curiae hanya berfungsi menambah perspektif bagi hakim.
Jika amicus curiae Megawati menjadi salah satu variabel pertimbangan putusan, seharusnya hal itu disampaikan dalam proses pembuktian.
Ketika materi tersebut diajukan oleh pihak pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD misalnya, maka pihak termohon, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan pihak terkait, yakni Prabowo-Gibran harus mendapatkan kesempatan untuk menanggapi.
Namun, amicus curiae bukan materi yang disampaikan dalam proses pembuktian di depan hakim.
“Jadi tidak wajar kalau tiba-tiba itu muncul dalam pertimbangan putusan pengadilan,” ujar Yusril.
Baca juga: Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 Amicus Curiae
Sebelumnya, dokumen amicus curiae Megawati diserahkan melalui Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang didampingi Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat dan Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis.
Materi amicus curiae itu tidak berbeda dengan opini Megawati yang terbit di Harian Kompas beberapa hari sebelumnya.
Namun, Megawati menorehkan tambahan tulisan tangan yang mengingatkan MK mengambil keputusan yang bisa menjaga demokrasi di Indonesia.
"Rakyat Indonesia yang tercinta, marilah kita berdoa, semoga ketuk palu Mahkamah Konstitusi bukan merupakan palu godam melainkan palu emas," tulis Megawati sebagaimana dibacakan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.