Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat AHY Curhat Jalan Terjal Demokrat di Pileg 2024...

Kompas.com - 25/03/2024, 12:16 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat menjadi salah satu partai politik yang lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada pemilihan legislatif (Pileg) 2024.

Menurut rekapitulasi hasil penghitungan Pileg 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), partai berlambang bintang Mercy itu memperoleh 11,283,160 suarat atau 7,43 persen.

Dengan perolehan itu, Demokrat mendapatkan 44 kursi di DPR.

Jumlah kursi Demokrat di DPR pada Pileg 2024 justru menurun dari Pileg 2019.

Baca juga: AHY Singgung Koalisi Lama, Demokrat: Kalah Pilpres Apa yang Mau Diperjuangkan?

Pada Pileg 2019, jumlah kursi Demokrat di DPR mencapai 54 kursi, dengan perolehan suara lebih rendah yakni 10,876,057 suara (7,77 persen).

Di sisi lain, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui parpol dipimpinnya melalui masa yang tidak mudah menuju persaingan di Pileg 2024.

Putra sulung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono itu juga mengakui beragam persoalan tersebut berimbas kepada penurunan jumlah kursi di DPR pada Pileg 2024.

"Situasi partai kita 5 tahun terkahir ini memang tidak mudah. Proses yang kita jalankan dalam rangka melakukan konsolidasi, menyusun strategi, langkah-langkah pemenangan Pemilu mengalami gangguan di sana-sini. Bukan hanya secara internal, tapi juga eksternal," kata AHY dalam acara buka bersama DPP partai di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2024) lalu.

Baca juga: Respons PKS soal AHY Sebut Demokrat Hancur Lebur jika Masih di Koalisi Lama


AHY mengatakan, ketika Demokrat mengalami problem internal pada 2010-2013 lalu, suara partai justru melonjak tajam hingga lebih dari 50 persen pada Pemilu 2014.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) itu juga menyinggung sengketa antara kepengurusan Partai Demokrat di bawah kepemimpinannya dengan kubu Moeldoko.

"Nah kita tahu di periode 2021 hingga 2023 kemarin, partai demokrat juga mengalami gangguan, bukan hanya internal tapi juga eksternal, upaya pembegalan partai" ujar AHY.

Meski persoalan itu cukup menyita perhatian dan energi, tetapi AHY bersyukur Demokrat berhasil melaluinya.

Baca juga: AHY: Kita Kalah dalam Pileg tapi Kita Menang Besar di Perang Pilpres

"Tapi, Alhamdulillah, Tuhan melindungi kita semua, alih-alih partai kita hilang, dirampas atau bahkan dibuat supaya tidak lulus tidak lolos PT (ambang batas parlemen), tapi partai kita bahkan di lain menjadi semakin solid dan semakin kuat berkat atau buah dari konsolidasi internal. Merapatkan barisan menghadapi musuh bersama ketika itu," papar AHY.

Partai Demokrat memang sempat bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Perubahan yang mengusung calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.

Demokrat juga sempat mendorong AHY sebagai bakal Cawapres mendampingi Capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Akan tetapi rencana itu kandas karena Demokrat berpindah haluan dan digantikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Baca juga: Sentil AHY, Nasdem: Kalau Tujuannya Cari Kursi Menteri, ya Bukan di Koalisi Perubahan

Demokrat memutuskan hengkang dari Koalisi Perubahan, dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan calon presiden-calon wakil presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com