Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dianggap Sangat Mungkin "Cawe-cawe" di Munas Golkar

Kompas.com - 20/03/2024, 15:37 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang Presiden Joko Widodo (Jokowi) buat ikut campur secara politik dalam suksesi kepemimpinan Partai Golkar pada tahun ini terbuka, tetapi dianggap tidak mudah.

Menurut peneliti Institute for Advanced Research Unika Atma Jaya, Yoes Kenawas, Golkar adalah partai politik yang mempunyai tradisi soal mekanisme kaderisasi dan pergantian kepemimpinan yang tidak mudah diintervensi oleh pihak luar.

Adapun status keanggotaan Jokowi di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) belum jelas. Sebab, hubungan keduanya saat ini memburuk akibat persaingan politik dalam Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Di sisi lain, Jokowi bukan kader Golkar meski pada masa lalu dia pernah aktif di organisasi persatuan pengusaha mebel yang dibina partai berlambang pohon beringin itu, sebelum bergabung dengan PDI-P.

"Kemungkinan Jokowi cawe-cawe dalam suksesi Golkar pasti ada. Namun, yang harus diingat Golkar bukan PSI," kata Yoes saat dihubungi pada Selasa (19/3/2024).

Baca juga: AMPI Bakal All Out Dukung Airlangga di Munas Golkar

Yoes menganggap bahwa Jokowi terlampau jauh ikut campur dalam urusan internal Partai Golkar terkait suksesi kepemimpinan maka bisa berdampak negatif dan menimbulkan gejolak politik.

Apalagi Golkar merupakan partai politik besar dan mempunyai kader dan simpatisan yang loyal, dan juga mereka saat ini termasuk dalam koalisi pendukung pemerintah.

"Ada banyak faksi di dalam Golkar. Elite-elite Golkar tentu tidak akan diam begitu saja. Apalagi per Oktober nanti Jokowi sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden," ucap Yoes.

Yoes memprediksi tidak menutup kemungkinan anggota keluarga Jokowi juga bakal merapat ke Golkar buat mencari dukungan politik.

Jika peluang merapat ke Golkar tertutup, Yoes memperkirakan Jokowi bakal menggunakan kekuatan politiknya mempersiapkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dipimpin anak bungsunya, Kaesang Pangarep, masuk ke parlemen pada 2029.

Baca juga: Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

 

Sampai saat ini terdapat empat tokoh yang disebut-sebut bakal bersaing memperebutkan posisi Ketua Umum Partai Golkar pada Munas 2024.

Wakil Ketua Umum Bambang Soesatyo mengungkapkan, ada empat kader yang masuk bursa calon ketua umum Partai Golkar, yakni Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Bahlil Lahadalia, dan dirinya sendiri.

Isu soal rencana bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar sebelum atau sesudah periode kedua pemerintahannya berakhir semakin santer.

Kabar mengenai Jokowi yang disebut bakal bergabung ke Golkar mencuat ketika dia mengenakan dasi berwarna kuning saat berangkat melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, pada 16 Desember 2023.

Saat itu Jokowi ditanya alasan mengenakan dasi berwarna kuning lantaran biasanya kerap mengenakan dasi berwarna merah dalam lawatan ke luar negeri.

Baca juga: Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum, Konsistensi Golkar Bakal Jadi Taruhan

Halaman:


Terkini Lainnya

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Aies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Aies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran Ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com