JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan, terus melakukan pencarian terhadap empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kecelakaan kapal penangkap ikan "2 Haesinho" di perairan Korea Selatan.
Diketahui, tujuh WNI menjadi korban kecelakaan kapal di perairan Korea Selatan yang terjadi Sabtu, 9 Maret 2024. Tiga di antaranya telah ditemukan. Namun, seluruhnya meninggal dunia.
Selain empat ABK yang berkewarganegaraan Indonesia, ada juga satu ABK asal Korsel yang masih dinyatakan hilang.
"Proses pencarian untuk lima ABK lainnya, terdiri dari empat ABK WNI dan satu ABK Korsel masih terus dilakukan Korean Coast Guard (KCG)," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu, Judha Nugraha, Minggu (17/3/2024).
Baca juga: Tiga Jenazah WNI Korban Tenggelamnya Kapal Ikan Korsel Tiba di Indonesia
Kemenlu bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul berjanji akan terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memberikan dukungan yang dibutuhkan selama proses pencarian.
Koordinasi ini dilakukan dengan lintas instansi, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan pihak terkait lainnya.
"Informasi perkembangan pencarian terus disampaikan Kemenlu kepada tujuh keluarga ABK WNI di Indonesia guna memastikan pemenuhan seluruh hak-hak ketujuh korban ABK WNI tersebut," kata Judha.
Sementara itu, tiga jenazah korban kecelakaan kapal penangkap ikan "2 Haesinho" telah tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Sabtu (16/3/2024) pukul 15.55 WIB.
Tiga jenazah bernama Safrudin, R Arie Permana, dan Maulana Mansyur ini langsung diserahkan kepada pihak keluarga setelah tiba di Tanah Air.
Baca juga: Sudah Seminggu KM Yuiee Jaya 2 Tenggelam di Selayar, 20 ABK Masih Hilang
"Ketiga jenazah diserahterimakan kepada pihak keluarga yang juga dihadiri oleh perwakilan agen perusahaan pengirim para ABK tersebut," kata Judha.
Sebagai informasi, KBRI Seoul mendapat informasi dari pemerintah Korea terkait tenggelamnya kapal nelayan pada 9 Maret 2024 akibat kecelakaan.
Otoritas setempat pun telah menemukan empat ABK yang terdiri dari tiga ABK WNI dan satu ABK Korea Selatan.
Seluruhnya ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Setelah dilakukan perawatan secara intensif di RS SAR Tongyeong, ABK tersebut meninggal dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.