Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Hadiri Women Speakers' Summit 2024, Puan Suarakan Peran Penting Perempuan di Parlemen

Kompas.com - 08/03/2024, 17:16 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Puan Maharani menegaskan pentingnya keterwakilan perempuan di parlemen.

“Hal ini karena keterwakilan perempuan yang lebih besar akan (membuat) pengambilan keputusan (menjadi) lebih inklusif. Suara dari berbagai segmen masyarakat akan lebih terdengar, dan kepentingan masyarakat akan lebih terwakili di berbagai lembaga publik,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Puan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Women Speakers' Summit 2024 di Hotel de Lassay, Paris, Prancis, Kamis (7/3/2024).

Menurutnya, keterwakilan perempuan di parlemen dapat meningkatkan kualitas demokrasi karena anggota perempuan dapat membuat parlemen lebih responsif terhadap berbagai masalah di masyarakat.

Baca juga: Puan: Sertakan Perempuan dalam Setiap Jabatan, Bukan Hanya Kebijakan Afirmatif

“Kami di Indonesia telah memiliki kebijakan afirmatif yang mewajibkan minimal 30 persen kandidat perempuan sebagai calon anggota legislatif dari setiap partai,” tutur Puan.

Untuk diketahui, Women Speakers' Summit 2024 dipimpin oleh Ketua Majelis Nasional Prancis Madame Yaël Braun-Pivet dan diikuti oleh 24 ketua parlemen perempuan.

Acara ini diselenggarakan di bawah naungan Inter-Parliamentary Union (IPU), asosiasi parlemen negara-negara di dunia, dan berlangsung dari Rabu (6/3/2024) hingga Kamis (7/3/2024).

Dalam diskusi pertama, peserta KTT membahas tentang "Pendidikan dalam Kesetaraan, Kesehatan, dan Perjuangan Melawan Kekerasan terhadap Perempuan". Sesi ini dipimpin oleh Ketua Parlemen Belgia Eliane Tillieux dan Ketua Parlemen Afrika Selatan Nosiviwe Mapisa-Nqakula.

Dalam kesempatan itu, Puan menyoroti berbagai konflik di seluruh dunia yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang paling terdampak.

Baca juga: Wanti-wanti IDI di Era New Normal, Tetap Terapkan Hidup Sehat meski Penularan Covid-19 Mereda

“Saat ini, konflik dikhawatirkan telah mejadi new normal. Dalam situasi konflik maka perempuan merupakan pihak yang paling terdampak. Perempuan tidak hanya menjadi korban perang, tetapi juga berada dalam situasi paling rentan,” katanya.

Puan juga mengungkapkan bahwa remaja perempuan sering mengalami kehilangan akses pendidikan akibat rusaknya sekolah dan terganggunya kegiatan belajar di daerah konflik, seperti di Gaza dan Ukraina.

Di samping itu, pendidikan formal terbatas juga terjadi di wilayah-wilayah yang mengalami konflik internal, seperti di Myanmar dan Sudan.

Puan juga menyoroti bahwa perempuan seringkali menjadi objek perdagangan manusia dan korban kekerasan akibat konflik.

Baca juga: Jelang Ramadan, Perundingan Konflik Gaza di Kairo Belum Capai Kesepakatan

Menurutnya, hak-hak perempuan terhadap kesehatan juga semakin terabaikan.

Sebagai respons, Puan mendorong para pemimpin perempuan untuk mengambil tindakan konkret dalam upaya mengakhiri konflik dan menciptakan perdamaian.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com