Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Kenal Seluruh Mantan Presiden, Prabowo Tak Sebut Nama Megawati

Kompas.com - 14/02/2024, 20:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri tidak disebut calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024) petang.

Awalnya, Prabowo mengatakan bahwa ia kenal dengan para mantan presiden Indonesia.

“Kebetulan dari sekian presiden, hampir semua presiden saya kenal,” kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo: Semua Quick Count Tunjukkan Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Prabowo mengaku memang tidak kenal dengan presiden pertama RI, Soekarno. Namun, ia mengaku pernah digendong Soekarno saat ia masih kecil.

Prabowo pun mengaku mengenal presiden kedua Soeharto, yang tak lain merupakan mantan mertuanya.

“Presiden kedua (Soeharto) saya lumayan kenal juga,” kata Prabowo yang disambut riuh para pendukung di Istora Senayan.

“Kenapa kalian ketawa? Kalian enggak percaya? Presiden kedua saya sering makan siang sama beliau,” ujar Prabowo.

Baca juga: Hasil “Quick Count Indikator Data 89.80 Persen: Anies 25,53 Persen, Prabowo 57,89 Persen, Ganjar 16,57 Persen

Prabowo juga menyebut nama presiden ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie dan presiden keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

“Saya dulu tukang pijitnya Gus Dur,” kata Prabowo.

Setelah itu, Prabowo tak menyebut nama presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, yang partainya mengusung pasangan Ganjar-Mahfud di Pemilu 2024.

Prabowo justru langsung beralih ke presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo.

“Presiden Jokowi saya sangat kenal. Pekerja yang sangat-sangat keras,” kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo: Meski Unggul, Kita Tidak Boleh Sombong dan Jumawa

Sebelumnya, Prabowo-Gibran disambut para pendukung sebelum masuk ke Istora Senayan, Rabu petang.

Prabowo dan Gibran tiba sekira pukul 19.30 WIB. Keduanya menyampaikan pidato menyambut keunggulan berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com