Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Ribuan Pendukung Padati Kampanye Akbar Amin di JIS, Anies: Jaga Ketertiban dan Saling Lindungi

Kompas.com - 10/02/2024, 17:21 WIB
Dwi NH,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengimbau para pendukungnya yang hadir dalam kampanye akbar Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara (Jakut), tetap menjaga ketertiban dan saling melindungi.

Seperti diketahui, Amin tengah menggelar kampanye bertajuk “Kumpul Akbar Bersatu Berani Berubah” di Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara (Jakut), Sabtu (10/2/2024).

"Teman-teman yang sudah berada di sekitar area JIS, harap tetap jaga ketertiban, saling jaga dan lindungi. Lihat kiri-kanan dan bantu kalau ada yang butuh dibantu, ikuti petunjuk petugas, jaga ketenangan dan keikhlasan,” ujar Anies, Sabtu (10/2/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada ribuan pendukung yang hadir dalam acara tersebut.

Baca juga: Penampakan Lautan Massa Pendukung Prabowo-Gibran di GBK, Hadiri Kampanye Akbar

Perlu diketahui, sebagian massa telah memadati JIS sejak malam hari. Hal ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Mereka datang tidak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari seluruh penjuru Indonesia.

"Luar biasa massa yang hadir, bahkan sudah ada yang menginap sejak malam tadi. Terima kasih atas semangatnya!," kata Anies.

Dukungan murni dari masyarakat

Pada kesempatan yang sama, Kapten Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Amin, M Syaugi Alaydrus, menegaskan bahwa lautan massa pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memadati JIS bukanlah massa bayaran.

"Jadi enggak ada massa yang dibayar. Boleh ditanyakan saja, karena mereka dari kemarin sudah antusias," ujarnya.

Baca juga: Hajatan Rakyat Ganjar-Mahfud di Banyuwangi, Massa Antusias meski Hujan Mengguyur

Syaugi menambahkan bahwa indikasi dukungan murni dari masyarakat tersebut dapat dilihat dari keragaman atribut yang dikenakan oleh para pendukung.

"Ya kita lihat aja pakaian mereka beragam bukan yang sama, dari situlah mereka ini menunjukan keberagaman untuk persatuan. Persatuan itu apa? yakni aspirasi untuk perubahan," tuturnya.

"Tadi saya barusan foto dengan ibu-ibu dari Tegal. Sudah dua hari di sini, jadi itu menunjukkan keinginan (para pendukung) untuk (Indonesia) berubah. Itu sudah tidak bisa dibendung walaupun dia jalan jauh dan tadi malam kehujanan," sambung Syaugi.

Kampanye akbar sudah diatur

Dalam kesempatan tersebut, Syaugi menegaskan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan pasangan calon (paslon) nomor urut 2 yang juga menggelar kampanye akbar di Jakarta pada hari yang sama.

Baca juga: Massa Kampanye Anies-Cak Imin Membeludak, Stasiun KRL Ancol Buka Tutup Layanan

"Kami sudah punya lokasi masing-masing, mudah-mudahan dengan saling menjaga, Insya Allah tidak ada permasalahan," katanya.

Syaugi mengungkapkan bahwa kampanye paslon nomor urut 1 dan 2 sudah diatur sesuai zonasi dan telah disepakati oleh seluruh paslon.

Menurutnya, hal paling penting adalah semua pihak bisa saling memahami.

"Jadi begini kalau masalah kampanye akbar itu sudah diatur, kalau aturan zonasi itu (nomor urut) 1 berada di Jakarta. Tetapi setelah ada kesepakatan dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan semua paslon, (paslon) 2 juga di Jakarta. Jadi kami bisa memahami semua yang penting bisa saling memahami," ucap Syaugi.

Baca juga: KPU: 81 Lembaga Survei Terdaftar untuk Pemilu 2024

Untuk diketahui, paslon nomor urut 1 dan 2 sama-sama menggelar kampanye akbar di Jakarta. Paslon nomor urut 2 mengagendakan kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com