JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (Capres) Nomor urut 2 Prabowo Subianto mengaku merasa di belakangnya terdapat kekuatan besar dari sosok presiden.
Menurut Prabowo, kekuatan Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi) jelas ada di belakangnya.
Kemudian, presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memimpin Partai Demokrat juga sudah jelas mendukung Prabowo-Gibran.
Lalu, Prabowo juga mengeklaim, Presiden Keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga turut menyertainya.
“Saya merasa di belakang saya ada kekuatan 3 presiden RI. Yang jelas, satu, Presiden Jokowi Presiden ke- 7, juga jelas ada presiden ke 6 Presiden SBY,” kata Prabowo dalam Apel Akbar Tim Kampanye Nasional (TKN) Muda, di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).
“Juga saya merasakan Presiden Abdurrahman Wahid berada di belakang, berada mendukung saya,” tambah Prabowo.
Baca juga: Istana: Presiden Jokowi Tak Berencana Kampanye, Beliau Bekerja
Namun, Prabowo tak menjelaskan lebih jauh mengapa ia yakin Gus Dur mendukungnya.
Salah satu putri Gus Dur, Yenny Wahid, saat ini justru menjadi tim sukses pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sementara itu, keluarga inti Gus Dur lainnya mengaku memilih netral dalam pilpres kali ini.
Di sisi lain, pada Pilpres 2024 banyak pihak meragukan sikap netral Presiden Jokowi.
Sebab, putra sulungnya, GIbran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo.
Baca juga: Muhaimin Akan Perjuangkan Aspirasi Warga Tionghoa Agar Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional
Menurut Prabowo, saat ini pihaknya memiliki strategi yang benar untuk memenangkan Pilpres dan melanjutkan apa keberhasilan pemerintahan Jokowi.
Menurut Prabowo, pihaknya mendapat contoh sikap negarawan yang baik dari Jokowi, sosok yang mengalahkannya dalam Pilpres 2014 dan 2019.
“Dua kali saya dikalahkan, tetapi tidak pernah ada bibit permusuhan, tidak ada bibit kedengkian, tidak ada hal yang negatif,” tutur Prabowo.
Baca juga: Satu Panggung Kampanye, SBY Puji Prabowo sebagai Putra Terbaik Bangsa
Prabowo lantas mengungkapkan, ketika Jokowi pertama kali mengalahkannya pada 2014 silam, mantan Wali Kota Solo itu mendatanginya di rumah Kertanegara.
Jokowi mengundangnya untuk menghadiri acara pelantikan presiden dan wakil presiden. Ia lantas mengatakan bahwa Jokowi memiliki jiwa nasionalisme.
Pada kekalahannya yang kedua, kata Prabowo, Jokowi mengajaknya bergabung dalam koalisi pemerintah.
“Contoh seperti itu tidak sering terjadi di politik negara-negara, tidak sering terjadi,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.