Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

150 Kader TMP Majalengka Mundur, PDI-P: Biasa dalam Dinamika Partai

Kompas.com - 17/01/2024, 13:28 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menganggap mundurnya 150 kader Taruna Merah Putih (TMP) Majalengka, Jawa Barat pasca pamitnya Maruarar Sirait dari PDI-P adalah hal biasa.

Menurut Hasto, TMP adalah organisasi sayap partai PDI-P di mana sudah biasa akan adanya kader yang loyal atau bahkan memilih mundur.

"Jadi namanya sayap ini adalah suatu tahapan, tahapan yang kita galang dari anak-anak muda persis seperti generasi perintis untuk mereka mengenal partai. Sehingga bagian dalam proses itu ada yang mundur ada yang tidak loyal itu hal yang biasa dinamika partai," kata Hasto ditemui di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).

Sama seperti partai politik lain, ia menekankan, PDI-P juga selalu menghadapi berbagai dinamika.

Baca juga: Ramai-ramai Elite PDI-P Buka Suara soal Hengkangnya Maruarar, dari Ganjar hingga Puan

Namun, dalam menghadapi dinamika, Hasto menyebut bahwa partainya memilih fokus untuk tetap turun ke masyarakat.

"Selama partai tetap kokoh turun ke bawah, membela wong cilik, melakukan kaderisasi sekolah partai, teruji bahwa PDI Perjuangan semakin survive justru karena konsolidasi kader yang dilakukan," ujarnya.

Ia kemudian mencontohkan sejumlah eks kader PDI-P, seperti Laksamana Sukardi dan Roy BB Janis.

Namun dengan hengkangnya dua kader senior itu, PDI-P disebut tetap kokoh berdiri.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 150 kader Taruna Merah Putih Kabupaten Majalengka mendatangi Sekretariat Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Kabupaten Majalengka, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Deretan Kader PDI-P yang Keluar Jelang Pilpres 2024, Terbaru Maruarar Sirait

Mereka datang beramai-ramai untuk mengundurkan diri sebagai kader PDI-P.

"Kami datang ke sini, karena ingin pamit dari PDI Perjuangan," kata Bendahara TMP Majalengka Dena M Ramdan di DPC PDI-P Majelangka, Jawa Barat.

Dena mengatakan, mundur massalnya kader TMP Majalengka dari "Partai Banteng" untuk mengikuti langkah Presiden Joko Widodo dan mantan Ketua Umum DPP TMP Maruarar Sirait.

"Kami akan mengikut arah politiknya Pak Jokowi dan Bang Ara (Maruarar)," ujar Dena.

Menurut dia, sosok Marurar Sirait merupakan panutan bagi kader TMP yang hari ini mengundurkan diri, sehingga mengikuti langkahnya untuk mundur dari PDI-P.

Baca juga: Pelajaran Maruarar untuk PDI-P, Gibran, Bobby, dan Jokowi

"Kami telah merasakan dan melihat track record beliau, kontribusi Bang Ara untuk Majalengka sangat besar, dan Pak Jokowi juga memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia," kata Dena M Ramdan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com