Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei “Litbang Kompas”: Mayoritas Responden Tetap pada Pilihannya Usai Saksikan Debat Capres

Kompas.com - 08/01/2024, 19:23 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan mayoritas responden tetap pada pendiriannya untuk memilih calon presiden (capres) tertentu.

Berdasarkan survei yang berlangsung Minggu (7/1/2024) itu, sebanyak 77,5 persen responden menyatakan tidak mengubah arah dukungannya setelah menyaksikan debat ketiga Pemilu Presiden 2024 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam.

“Nah mungkin jika kita lihat angkanya saja, itu terlihat tidak terlalu besar (pemilih yang berubah pikiran) sekitar 10 persen. Karena memang tiga per empat dari publik itu sudah bisa dibilang sudah cukup mapan pilihannya,” tulis Peneliti Litbang Kompas Rangga Eka Sakti dikutip dari Kompas.id, Senin (8/1/2024).

Baca juga: Litbang Kompas: Mahfud Bicara Paling Lama dalam Debat Cawapres

Sementara itu jumlah responden yang menyatakan mengubah pilihan politiknya sebesar 10 persen.

Kemudian, sebanyak 12 persen responden menyatakan tidak tahu apakah bakal tetap pada pilihannya atau berubah haluan.

Rangga mengungkapkan, responden yang bisa berubah pikiran setelah menonton debat memang terhitung kecil jika dipandang dalam konteks keseluruhan jumlah pemilih.


Tapi, jika didasarkan pada hasil survei elektabilitas capres-cawapres Litbang Kompas yang berlangsung November-Desember 2023, terdapat 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau undicided voters.

“Ketika kita melihat dalam konteks tersebut, angka 10 persen ini menjadi signifikan nih. Kira-kira bagaimana debat-debat yang kemarin sudah dilaksankan dan nanti akan dilaksanakan itu bisa memiliki pengaruh di bilik suara nanti,” tutur dia.

Baca juga: Survei “Litbang Kompas”: Performa Prabowo dalam Debat Kedua Dinilai Paling Rendah

Adapun survei Litbang Kompas terkait performa capres dilakukan dengan mewawancarai 210 responden dari seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari responden panel Litbang Kompas.

Responden dipilih secara proporsional sesuai jumlah penduduk di masing-masing provinsi.

Menggunakan metode itu, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error penelitian kurang lebih 6,76 persen dalam kondisi penarikan sampel secara sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com