JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memilih 11 panelis untuk debat ketiga calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2024 yang akan digelar pada Minggu (7/1/2024).
Terdapat enam sub tema dalam debat nanti, yakni pertahanan dan keamanan, hubungan internasional dan globalisasi, serta geopolitik dan politik luar negeri.
"Isu hubungan internasional diekspansi dengan globalisasi, geopolitik diekspansi dengan politik luar negeri," kata Koordinator Divisi Sosialisasi Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU RI, August Mellaz usai rapat tim kampanye seluruh paslon di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2024).
Berikut profil singkat 11 panelis:
Angel Damayanti merupakan dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Jakarta.
Di UKI, Angel Damayanti mempunyai jabatan penting, yakni Dekan Fisipol. Angel Damayanti diketahui juga mengajar sebagai dosen di Program Doktoral Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.
Dikutip dari laman damayantiangel.wordpress.com, Angel Damayanti menempuh pendidikan sarjana di UKI. Sedangkan pendidikan Master diraihnya di Universitas Indonesia.
Baca juga: Soal 2 Panelis Debat Ketiga dari Unhan, KPU: Mereka Punya Integritas
Ia kemudian melanjutkan pendidikan Master di bidang Strategic Studies/International Studies dan Counter Terrorism di S Rajaratnam School of International Studies, Graduate School of Nanyang Technological University Singapore.
Sementara pendidikan Doktor dijalaninya di National University of Singapore pada 2013 dan Institute of Post Graduate Studies, Universiti Sains Malaysia pada 2017.
Curie Maharanie Savitri merupakan pengajar di Program Studi Konflik dan Keamanan di Universitas Bina Nusantara (Binus).
Jauh sebelum menjalankan karier sebagai dosen di Binus, Curie aktif bekerja pada isu manajemen pertahanan, baik di Kementerian Pertahanan maupun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Evi merupakan dosen di Universitas Indonesia sekaligus Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional.
Adapun Evi diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional pada 1 Juli 2021. Sedangkan pengukuhannya berlangsung pada 16 November 2021.
Ia menjadi wanita pertama Indonesia yang meraih gelar Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional.
Tercatat, Evi pernah mengemban sebagai Kepala Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia pada 2012-2016.