Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKB Yakin Suara Anies-Muhaimin Akan Lebih Besar Saat Pencoblosan

Kompas.com - 01/01/2024, 06:55 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

KOTA BATU, KOMPAS.com - Wakil Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid meyakini suara dukungan untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres-cawapres) nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar seperti fenomena gunung es.

Menurutnya, ada suara dan dukungan yang tak nampak dari silent majority atau pemilih senyap yang akan membesar pada Februari 2024 atau saat pencoblosan nanti. 

"Ada gunung es di perubahan yang itu tidak tampak, dia akan termanivestasi kira-kira awal Februari. Nah, makanya hasil survei yang ada bagus pasangan Amin kita tidak abaikan namun kita tidak memotret perasaan yang terpendam," ujar Wakil Kapten Timnas Anies-Muhaimin ini saat ditemui di Kota Batu, Minggu (31/12/2023).

Baca juga: Izin Kampanye Sering Dicabut Pemda, Anies: Presiden, Mendagri dan KPU Harus Tegur

Jazilul mengatakan, pemilih senyap ini bisa berasal dari kelompok-kelompok yang saat ini menurut aturan tidak boleh ikut menyuarakan dukungan, namun tetap memiliki hak suara.

Misalnya kelompok aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki hak suara dan kalangan formal yang terikat oleh aturan tertentu terkait Pilpres.


"Termasuk kalangan tokoh yang tidak ingin ribet kalau dia tampak menjadi kubu perubahan," ujarnya.

Jazilul mengatakan, kelompok ini diyakini memilih Anies-Muhaimin karena memiliki karakter yang berbeda dengan pendukung gerakan keberlanjutan.

Baca juga: Selamat Tahun Baru 2024: Anies Doakan yang Belum Dapat Jodoh Segera Menikah, Cak Imin Harapkan Perubahan untuk Indonesia

"Kalau di keberlanjutan dia akan aktif menunjukkan (dukungan) keberlanjutan bahkan melibatkan banyak aparat, kepala desa dan lain-lain," ujarnya.

Dengan adanya mayoritas pemilih bisu ini, Jazilul meyakini Pilpres 2024 nanti akan berlangsung selama dua putaran.

"Dan dia (pemilih bisu) akan menentukan di menit akhir, itulah kemudian pilpres 2024 saya yakin tidak mungkin satu putaran," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektare Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com