Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Migrasi Pendukung Jokowi Dinilai Sebabkan Elektabilitas Gerindra Teratas dan PDI-P Turun

Kompas.com - 12/12/2023, 13:17 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai, elektabilitas Partai Gerindra yang menyalip PDI Perjuangan (PDI-P) disebabkan migrasi pemilih Presiden Joko Widodo yang kini mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Gerindra diuntungkan oleh migrasi pemilih loyal Jokowi non-PDIP dari semula mendukung Ganjar beralih mendukung Prabowo," kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (12/12/2023).

Menurut Umam, basis pemilih loyal Jokowi itu telah memberikan efek ekor jas sebesar 5-7 persen kepada PDI-P pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 dan 2019 lalu.

Baca juga: Survei Litbang “Kompas”: Elektabilitas Gerindra 21,9 Persen, PDI-P 18,3 Persen, Golkar 8 Persen

Ia berpandangan, migrasi ini terjadi karena sikap keras PDI-P terhadap manuver Jokowi terkait pencalonan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo.

"Akibatnya, keberadaan Gibran sebagai cawapres Prabowo yang kini tidak memiliki "rumah politik yang pasti", tidak bisa dikonversi sebagai diaspora kekuatan kader PDI-P di koalisi lain, atau tidak bisa dikonsolidasikan agar tetap berada di PDI-P meskipun mereka tidak mendukung Ganjar," kata Umam.

Umam menyebutkan, basis efek ekor jas itu pun hilang sekejap dalam satu bulan terakhir dan berubah menjadi swing voters yang utamanya bergeser ke kubu Prabowo-Gibran.

Di sisi lain, Partai Gerindra juga mendapatkan efek ekor jas dari sosok Prabowo yang menjadi calon presiden dengan elektabilitas tertinggi.

Umam berpendapat, tidak mudah bagi PDI-P untuk dapat kembali dominan karena partai berlambang banteng itu sedang berada di dua kutub kekuatan.

Di satu sisi, sikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi bakal menguntungkan kubu Koalisi Perubahan, sebaliknya sikap dukungan kepada Jokowi juga bakal dinikmati kubu Prabowo-Gibran.

Menurut Umam, salah satu cara yang mungkin dilakukan PDI-P adalah kembali mengasoasiasikan partai tersebut dengan Jokowi yang saat ini masih berkuasa.


"Jika itu bisa dilakukan, tampaknya bisa menolong PDI-P dari basis dukungannya yang tergerus dan meleleh," kata dia.

Survei yang diselenggarakan Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan, posisi PDI Perjuangan sebagai partai politik dengan elektabilitas tertinggi kini tergeser oleh Partai Gerindra.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas PDI-P Tinggi di Jawa, Gerindra di Luar Jawa

Berdasarkan hasil survei, Partai Gerindra memiliki elektabilitas 21,9 persen sedangkan PDI-P 18,3 persen.

"Dengan angka keterpilihan ini, posisi Gerindra menyusul Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sebelumnya, dalam survei Kompas, elektabilitasnya selalu menempati posisi teratas," tulis peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, Selasa (12/12/2023), dikutip dari Kompas.id.

Survei menunjukkan elektabilitas Gerindra meningkat 3 persen dibandingkan survei bulan Agustus 2023, sementara PDI-P malah turun 3,1 persen dari angka 24,4 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Gerindra Naik di Posisi Teratas, PDI-P Turun

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Pertimbangan Hakim Tipikor Kabulkan Eksepsi Gazalba Dinilai Mengada-ada

Nasional
Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Ceritakan Operasi Ambil Alih Saham Freeport, Jokowi: Sebentar Lagi 61 Persen

Nasional
109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

109.898 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Saudi, 17 Orang Wafat

Nasional
Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Jokowi: Semua Sudah Dihitung...

Nasional
Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Jokowi Bakal Lihat Kemampuan Fiskal untuk Evaluasi Harga BBM pada Juni

Nasional
Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Kemenag Rilis Aplikasi Kawal Haji, Sarana Berbagi Informasi Jemaah

Nasional
Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Rakernas PDI-P Banyak Kritik Pemerintah, Jokowi: Itu Internal Partai, Saya Tak Akan Komentar

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Kemenag Imbau Jemaah Haji Jaga Pakaian, Perilaku, dan Patuhi Aturan Lokal Saudi

Nasional
Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Polemik RUU Penyiaran, Komisi I DPR Minta Pemerintah Pertimbangkan Masukan Rakyat

Nasional
Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Petroleum ASEAN, Pertamina Dorong Kolaborasi untuk Ketahanan Energi

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Di Hadapan Jokowi, Kapolri Pilih Umbar Senyum Saat Ditanya Dugaan Penguntitan Jampidsus

Nasional
Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Penerapan SPBE Setjen DPR Diakui, Sekjen Indra: DPR Sudah di Jalur Benar

Nasional
Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Soal Dugaan Jampidsus Dibuntuti Densus 88, Komisi III DPR Minta Kejagung dan Polri Duduk Bersama

Nasional
Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Ketum PBNU Minta GP Ansor Belajar dari Jokowi

Nasional
Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Momen Hakim Agung Gazalba Saleh Melenggang Bebas dari Rutan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com