Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Pertahanan Bukan Suatu Kemewahan, kalau Tak Kuat, Kita Dikerjai

Kompas.com - 01/12/2023, 13:43 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, pertahanan bukan sebuah kemewahan.

Ada banyak pertimbangan untuk memperkuat sistem pertahanan, salah satunya pengalaman sejarah bahwa negara-negara yang tidak kuat dalam pertahanan akan dikerjai oleh kekuatan tertentu.

"Saya sampaikan tadi bahwa pertahanan itu bukan sesuatu kemewahan, tapi adalah suatu saran hukum-hukum sejarah. Kalau tidak kuat, kita pasti dikerjai oleh kekuatan-kekuatan tertentu. Kita lihat sekarang apa yang terjadi di mana-mana ya kan," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/12/2023).

"Yang kita tidak (sangka) juga muncul perang di mana-mana, jadi kita tidak cukup hanya dengan berharap tidak akan terjadi apa-apa, tapi kita bersiap sebelum terjadi," ucap dia.

Baca juga: Anggaran Pertahanan Naik, Prabowo: Negara yang Pertahanannya Tak Siap Akan Diganggu

Prabowo menuturkan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak bisa dibeli dengan mudah layaknya membeli barang di supermarket.

Sebab, saat membeli alutsista butuh waktu perundingan lama dan menyusun spesifikasi.

"Kemudian setelah kita tanda tangan kontrak dan sebagainya, itu mungkin 4-5 tahun baru operasional. Kalau pesawat tempur mungkin lebih lama lagi, saya kira itu jadi angka spesifik, tidak akan saya sebut," ujar dia. 

Meski demikian, Prabowo menyebutkan, pengadaan kebutuhan pertahanan Indonesia tetap akan menyesuaikan kemampuan negara.

Selain itu, mempertimbangkan kondisi luas wilayah Indonesia yang hampir sama dengan luas Benua Eropa.

Adapun pada Jumat, Prabowo menyerahkan delapan unit helikopter angkut berat H225M kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Lanud Atang Sendjaja, Bogor.

Baca juga: Minta Relawan Promosikan PSI, Kaesang: Prabowo-Gibran Sudah Menang

Helikopter H225M ini merupakan produk kerja sama industri antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Airbus Helicopters.

Delapan helikopter yang diserahkan hari ini sebelumnya sudah dikirimkan secara bertahap sejak 14 September 2023 dari Apron Hanggar Rotary Wing PTDI, Bandung, menuju Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja.

Pesawat helikopter angkut berat H225M merupakan perkuatan bagi Skadron Udara 8 Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaja, Bogor.

H225M dikenal sebagai helikopter yang aman, andal, kuat, dan serbaguna yang mampu melaksanakan berbagai misi, seperti operasi khusus, SAR, evakuasi medis, pengawasan maritim, dan bantuan tembakan dari udara.


Pesawat buatan Airbus ini dikenal sangat kuat, cepat, dan mampu terbang jarak jauh.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com