JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyinggung soal praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dirasa terjadi kembali beberapa waktu terakhir.
Dia menyayangkan hal tersebut terjadi lagi.
Padahal, beber Ganjar, dahulu praktik KKN yang terjadi di lingkungan elite sudah ditumpas oleh gerakan mahasiswa pada 1998 melalui Reformasi.
"Dulu, karena korupsi kemudian mengerucut pada elite, maka tidak mau, mesti disikat korupsi, kolusi, nepotismenya," kata Ganjar saat menyampaikan orasinya di acara "Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan" yang digelar The Habibie Center, Kamis (23/11/2023).
"Eh sekarang jadi cerita lagi. Gagal dong reformasi. Benar enggak sih? Masuk yah?" sambung dia.
Baca juga: Firli Bahuri Tersangka, Ganjar Sebut Kekuasaan Cenderung Koruptif
Namun, ia tak mencontohkan praktik KKN yang kini terjadi.
Ganjar mengaku ucapannya itu hendaknya menjadi pengingat bagi siapa saja.
Jika hal itu benar terjadi, maka Ganjar menilai reformasi telah gagal. Maka reformasi musti ditegakkan kembali.
"Maka civil society, ilmuwan berbicara pada soal ini, 'lho kok pak itu sekian pejabat korupsi, dia kolusi dan sebagainya'. Ini berjalan. Saya hanya mengingatkan saja. Kecuali kita sudah lupa," jelas Ganjar.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini kemudian mengingatkan agar semua tidak lupa dengan perjuangan seluruh masyarakat berbagai kalangan untuk menghadirkan reformasi.
"Kalau kita lupa dengan ini, hancur kita bangsa ini. Itu permintaan amanat reformasi," pesan politikus PDI-P itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.