Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Harga Pangan Mahal, Anies: Beras Naik 30 Persen, Cabai Merah 113 Persen

Kompas.com - 23/11/2023, 06:48 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung mahalnya harga bahan pangan di Indonesia. Bahkan, harga beberapa komoditas pangan di dalam negeri disebutnya lebih mahal dibandingkan harga pangan di negara lain.

Anies mencontohkan harga daging dan telur di Indonesia, yang disebut lebih mahal dua sampai tiga kali lipat dibandingkan harga daging di Singapura dan Malaysia. Begitu pula dengan harga telur.

"(Harga daging) di kita bisa dua sampai tiga kali lipat lebih mahal. Harga telur kita lebih mahal daripada harga telur di Jepang," kata Anies dalam acara GAGAS RI yang tayang di Kompas TV, Rabu (22/11/2022).

Tak hanya telur, Anies juga menyoroti kenaikan harga beras yang konsisten menanjak sebanyak hampir 30 persen selama tujuh tahun terakhir.

Baca juga: Anies: Kalau Penguasa Bisa Menggonta-ganti Hukum, Maka Namanya Negara Kekuasaan

Demikian juga dengan harga bahan pangan lain, seperti minyak goreng, gula pasir, hingga cabai merah yang terus naik.

"Lihat minyak goreng naiknya 55 persen, gula pasir 11 persen, daging 29 persen, cabai merah naiknya 113 persen. Bila ini tidak ditata dengan baik maka keluarga Indonesia makin hari akan makin merasakan tekanan yang luar biasa," ujar Anies.

Menurut Anies, mahalnya harga pangan membuat pengeluaran rumah tangga untuk pangan jadi lebih banyak. Ia mencatat, sekitar 50 persen pengeluaran rumah tangga hanya untuk bahan pangan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini lantas menyebut bahwa harga pangan yang mahal merupakan masalah mendasar yang harus segera diperbaiki.

"Kalau kita lihat hari ini 50 persen pengeluaran rumah tangga adalah untuk pangan. Bandingkan negara lain, di Vietnam 31 persen, Malaysia 27 persen, Afrika Selatan 21 persen, dan Jepang 16 persen," kata Anies.

Baca juga: Singgung Kebijakan Pusat-Daerah Tak Sinkron, Anies: Bulan Ini Dikerjakan A, 6 Bulan Lain Berubah B

Lebih lanjut, Anies menyampaikan bahwa tingginya harga pangan terjadi lantaran tata niaga di dalam negeri tidak diperbaiki.

Ia mengatakan, banyak produktivitas lahan yang rendah, di samping makin minimnya lahan pertanian.

Kemudian, pelaksanaan tata ruang dibiarkan menyimpang dari rencana awal. Lalu, tata kelola distribusi yang tidak efisien sehingga meningkatkan biaya logistik yang berpengaruh pada harga pangan.

"Dan bila ini dibiarkan terus, maka akan tergerus kawasan-kawasan yang sangat subur. Kalau kita lakukan koreksi di situ, maka kami yakin akan terjadi perubahan. Apa yang jadi gagasan kita? Kita ingin tiga hal, pangan cukup, petani sejahtera, dan harga terjangkau," ujar Anies.

Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Anies-Muhaimin menjadi pasangan urut nomor 1.

Baca juga: Anies Sebut Etika Politik di Indonesia Sedang Mengalami Erosi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

MPR Akan Temui JK-Boediono Rabu Lusa, SBY Pekan Depan

Nasional
KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

KPK Setor Uang Rp 59,2 M dari Kasus Dodi Reza Alex Noerdin Cs ke Negara

Nasional
Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Buka Fair and Expo WWF 2024 Bali, Puan: Peluang Bagus untuk Promosi

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

Nasional
PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

Nasional
MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com