Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Indah Capres-Cawapres Dinilai Masih Pencitraan, Belum Jelas Cara Mewujudkannya

Kompas.com - 17/11/2023, 17:41 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Ilmu Ekonomi Politik University of Melbourne, Vedi Hadiz mengatakan, janji-janji yang ditebar oleh para capres-cawapres di Pilpres 2024 saat ini masih berupa pencitraan semata.

Sebab, mereka belum menjabarkan secara spesifik bagaimana cara untuk merealisasikan janji-janji indah kepada rakyat tersebut.

Hal tersebut Vedi sampaikan dalam program Rosi, seperti disiarkan Kompas TV pada Jumat (17/11/2023).

"Menurut saya, pada umumnya bisa dikatakan bahwa setiap pasangan capres-cawapres tersebut beserta koalisi partai di belakang mereka masih hanya menjanjikan hal-hal yang indah saja kepada rakyat Indonesia," ujar Vedi.

"Jadi apa yang mereka sampaikan di dalam debat-debat dan lain sebagainya masih hanya berupa daftar keinginan saja," sambungnya.

Baca juga: Tiga Pasangan Capres-Cawapres Pemilu 2024 Resmi Ditetapkan, Saatnya Adu Gagasan

Ada tiga pasangan capres-cawapres yang bakal berlaga di Pilpres 2024. Pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Vedi menilai, janji yang sudah disampaikan ketiga paslon memang baik. 

Namun, ia memprediksi, para capres-cawapres beserta timnya pasti tidak tahu bagaimana cara merealisasikan janji-janji tersebut.

Sebab, pasti dibutuhkan dana hingga kebijakan untuk merealisasikannya.

"Kita tidak mengetahui bagaimana keinginan-keinginan tersebut akan terealisasi, akan dibiayai dari mana, kebijaksanaan yang diperlukan buat memenuhi keinginan tersebut, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan apa yang akan dikorbankan atau tidak diprioritaskan untuk mencapai keinginan-keinginan tersebut," jelas Vedi.

Baca juga: Kampanye Pilpres Dimulai 28 November 2023, Kenali Metode dan Larangannya

Maka dari itu, Vedi meyakini janji-janji yang dibuat capres-cawapres selama ini baru merupakan pencitraan saja.

"Jadi masih berupa politik pencitraan pribadi daripada suatu kontestasi yang berdasarkan program kebijaksanaan ataupun ideologi," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com