Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anggito Abimanyu
Dosen UGM

Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ketua Departemen Ekonomi dan Bisnis, Sekolah Vokasi UGM. Ketua Bidang Organisasi, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia

Prasyarat Pertumbuhan Ekonomi 6-7 Persen Menuju 2045

Kompas.com - 13/11/2023, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DEBAT Capres-Cawapres Pilpres 2024 di bidang ekonomi menukik pada target pertumbuhan ekonomi lima tahun kedepan.

Semua Capres-Cawapres mengganggap penting menetapkan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun kedepan dan dalam jangka panjang 2045 sebagai target.

Dalam lima tahun depan, capres Anies Baswedan menargetkan pertumbuhan ekonomi per tahun sebesar 5,5 persen-6,5 persen. Sementara capres Ganjar Pranowo 7 persen dan Prabowo Subianto 6 persen-7 persen.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPP) ditetapkan periode 2025-2029 sebagai Perkuatan Fondasi Transformasi dengan sasaran Pertumbuhan Ekonomi pada kisaran 5,6 persen hingga 6,1 persen per tahun.

Jadi semua pasangan calon sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas sasaran RPJP. Dalam RPJP pertumbuhan ekonomi pada kisaran 7 persen baru akan disasar pada periode lima tahun berikutnya.

Menggunakan basis perhitungan Indonesia Emas 2045 dengan target PDB sekitar 7 triliun dollar AS atau pertumbuhan perkapita 23.000 dollar AS, maka pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen menjadi kunci.

Kalau pertumbuhannya tetap lima persen dalam 25 tahun ke depan, (PDB) hanya sekitar 5 triliun dollar AS. Jadi, untuk mencapai 7 triliun dollar AS, Indonesia harus tumbuh rata-rata enam persen pada lima tahun pertama dan tujuh persen pada lima tahun berikutnya.

Dengan sasaran tersebut, akan menciptakan lapangan pekerjaan antara 15 juta sampai 20 juta per tahun dan angka kemiskinan 5 persen menuju 0 persen pada 2045.

Pertumbuhan jangka panjang

Dari sisi target jangka panjang, perekonomian Indonesia memang membutuhkan pertumbuhan tahunan sebesar tujuh persen untuk mencapai produk domestik bruto (PDB) sebesar 7 triliun dollar AS pada 2045.

Namun hal tersebut harus dilakukan dengan transformasi, akselerasi ekonomi, dan ekspansi global menuju Indonesia Emas 2045.

Hal ini sesuai dengan target Visi Indonesia 2045 yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk mencapai target Indonesia menjadi negara terbesar kelima di dunia.

Perekonomian tidak harus langsung tumbuh dari lima persen menjadi tujuh persen mengingat beratnya tantangan global, yang secara tidak langsung juga berdampak pada berbagai sektor pendukung perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan berbagai perubahan struktural dengan menjadikan sektor investasi dan ekspor sebagai penopang utama dalam mencapai target tujuh persen setiap tahunnya.

Saat ini pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi dalam negeri, sehingga menghasilkan pertumbuhan yang stagnan di kisaran lima persen. Oleh karena itu, harus ada perbaikan di berbagai bidang yang menjadi tantangan investasi dan ekspor.

Sejumlah pekerjaan rumah (PR) harmonisasi peraturan perundangan di bidang ekonomi adalah PR yang sangat berat. Misalnya, terdapat sekitar 70 undang-undang di bidang investasi dan perdagangan yang perlu dibuatkan omnibus law sehingga menjadi sumber untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com