Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Sampaikan Dua Kegelisahan Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 12/11/2023, 22:43 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh sowan ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023) siang.

Koordinator pertemuan Alif Iman Nurlambang mengungkapkan, kedatangan para tokoh menyampaikan kegelisahannya menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Alif lalu mengutip puisi Gus Mus, “Kita tengah menghadapi satu materi dengan rasa yang berbeda, termasuk materi republik dengan rasa kerajaan.”

“Situasi sekarang itu gambaran mudahnya sebetulnya sudah sama-sama kita pahami, kalau boleh diulangi adalah situasi ketika demokrasi Indonesia ini diontang-anting, diayun-ayun,” kata Alif, dikutip dari kanal Youtube Kompas.com, Minggu.

Baca juga: Buka Suara soal Putusan MK, Megawati Cium Kecurangan Pemilu Mulai Terjadi

Para tokoh, ujar Alif, menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia calon presiden dan wakil presiden.

“Kekuasaan terpusat di eksekutif, kemudian MK sebagaimana ditemukan MKMK (Majelis Kehormatan MK), ada intervensi eksekutif ke yudikatif,” ujar Alif.

Kemudian, kedua, Alif mengatakan bahwa ada ancaman terhadap jalannya Pemilu 2024.

“Ada juga ancaman terhadap azas jujur dan adil pemilu itu tidak bisa berlangsung dengan baik,” kata Alif.

Sementara itu, menurut sastrawan sekaligus jurnalis senior Goenawan Mohamad, saat ini kepercayaan pada sesama itu sangat tipis lantaran banyak sekali kebohongan. Selain itu, lanjut dia, kepercayaan menipis lantaran kesetiaan, suara, hingga kedudukan bisa dibeli.

Baca juga: Megawati Mulai Cium Kecurangan Pemilu 2024, TKN Prabowo-Gibran Merespons

Situasi ketidakpercayaan antarwarga, kata Goenawan, kian menjadi menjelang Pemilu 2024. Apalagi setelah adanya kontroversi terkait konstitusi.

“Menjelang pemilu dan pilpres menurut saya makin mencemaskan karena aturan bersama mulai dibongkar bahkan dirusak. Terjadinya skandal di MK (Mahkamah Konsitusi) menunjukkan itu,” ujar Goenawan Mohamad.

Seperti diketahui, MK mengabulkan sebagian gugatan terkait Pasal 169 UU Nomor 7/2017 yang mengatur syarat calon presiden dan calon wakil presiden.

Beberapa hari setelah putusan perkara nomor 90/PUU/XXI/2023 ini, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, yang juga anak Presiden Joko Widodo, ditunjuk menjadi bakal calon wakil presiden dari Prabowo Subianto.

Baca juga: TKN Prabowo-Gibran: Framing Pemasangan Baliho Dibantu Polisi Tak Masuk Akal

Belakangan seluruh hakim MK dinyatakan melanggar etik saat memutuskan perkara gugatan tersebut.

Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan bahwa ia ikut sowan karena menilai Gus Mus sebagai sosok yang memiliki kejernihan berpikir dan kedalaman rasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com