Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusron Wahid: Kalau PDI-P Mau Pecat Gibran Ya Monggo, Tak Usah Melankolis

Kompas.com - 01/11/2023, 17:00 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid meminta PDI-P tak mendramatisasi persoalan terkait status Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai kader mereka.

Saat ini, Gibran telah mengambil posisi sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Soal narasi ‘Saya dizalimi’ ini fakta bukan ‘drakor politik,’ sehingga tidak pakai narasi dan skrip drama. Semua jalan atas dasar fakta saja,” ucap Nusron dalam keterangannya, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Jokowi Dinilai Sulit Bersikap Netral, Bakal Jadi Bulan-bulanan kalau Prabowo-Gibran Kalah

Oleh karena itu, ia mendorong PDI-P mengambil sikap tegas dan tak memperpanjang persoalan jika Gibran dianggap telah mengambil langkah politik yang berseberangan.

“Kalau mau dipecat ya monggo. Itu hak dan urusan internal PDI-P. Tidak usah dibuat melankolis,” kata dia.

Terakhir, ia menyatakan bahwa Gibran sudah menjalankan etika politik dengan mendatangi Ketua DPP PDI-P Puan Maharani sebelum dideklarasikan sebagai pendamping Prabowo Subianto untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Mas Gibran politisi gentleman dengan segala keputusan. Mas Gibran mendatangi Mbak Puan dan pamit baik-baik karena ada panggilan dari rakyat untuk menjawab kebutuhan kepemimpinan Indonesia,” ucap dia.

Sejumlah elite PDI-P terus melontarkan kritik pada pencalonan Gibran sebagai bacawapres.

Baca juga: Dukung Gibran, Ketua Umum Parpol Dalam Tekanan?

Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat misalnya, menyatakan bahwa Gibran terburu-buru mengambil langkah politik dan harus menabrak konstitusi.

Pernyataan itu mengacu pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperbolehkan capres-cawapres berusia di bawah 40 tahun asalkan tengah atau pernah menduduki jabatan publik melalui pemilihan umum (pemilu).

Kemudian, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun meminta Gibran mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI-P tanpa perlu banyak mendramatisasi keadaan.


Alasannya, Gibran sudah berani mengambil langkah politik yang berseberangan dengan partai banteng.

"Kalau sudah berani pindah ke sana (kubu Prabowo), kembalikan KTA, kok repot saja urusan begitu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com