Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Peluang Demokrat Gabung, PDI-P Sebut Kerja Sama dengan Partai Pengusung Ganjar Sudah Baik

Kompas.com - 04/10/2023, 05:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menilai bahwa komposisi Kabinet Indonesia Maju di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin saat ini sudah sangat bagus.

Hal ini disampaikan Hasto usai ditanya kemungkinan Partai Demokrat masuk dalam jajaran menteri di kabinet, setelah adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2 Oktober 2023.

"(Semua partai politik pengusung Jokowi) meningkatkan efektifitasnya mencapai legacy yang tertinggi," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

"Sehingga, dalam situasi seperti ini, ya PDI Perjuangan berpendapat bahwa kerja sama yang sudah dilakukan dengan partai-partai yang selama ini mengusung pemerintahan Presiden Jokowi itu sudah sangat bagus," ujarnya lagi.

Baca juga: Demokrat Sebut Belum Ada Tawaran Menteri Setelah SBY Bertemu Jokowi

Namun, Hasto menyerahkan keputusan kepada Presiden Jokowi jika nantinya ada reshuffle atau perombakan kabinet dalam waktu dekat.

Menurutnya, PDI-P akan menghormati keputusan Presiden Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif.

"Ya itu keputusan dari presiden," kata Hasto.

Di sisi lain, Hasto menyebut bahwa saat ini semua partai politik sudah bergerak melaksanakan konsolidasi untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Menurut Hasto, situasi ini menjadikan reshuffle kurang kondusif jika dilakukan sekarang.

"Reshuffle dalam situasi sekarang ya tentu saja kurang kondusif. Kecuali, ada menteri yang karena aspek-aspek hukum atau berhalangan tetap, itu reshuffle dapat dilakukan," ujarnya.

Baca juga: PDI-P: Reshuffle dalam Situasi Sekarang Kurang Kondusif, kecuali...

 

Diketahui, Presiden Jokowi menggelar pertemuan dengan SBY di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin sore.

Tak sedikit yang memaknai momen pertemuan tersebut sebagai sinyal bahwa Jokowi akan memberikan jatah kursi menteri kepada Demokrat.

Spekulasi ini juga diperkuat dengan adanya isu akan terjadinya reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju yang berkembang belakangan ini.

Jika itu terjadi, Demokrat pada akhirnya akan meninggalkan jalan oposisinya. Kemudian, perlahan mulai merapatkan barisan ke koalisi pemerintahan.

"Sebab, positioning Demokrat dalam sejumlah wacana perdebatan kebijakan publik, kini tampak bergeser ke tengah, meskipun tetap mencoba menjaga nalar kritis konstruktifnya," ujar Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Senin malam.

Baca juga: Puan: Ada Kementerian Kena Masalah Hukum, Cepat atau Lambat Ada Reshuffle

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com