Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ancaman ke Depan, TNI AL Jajaki Pembelian Kapal Selam dan Kembangkan Satelit Militer

Kompas.com - 02/10/2023, 17:44 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan, TNI AL sedang menjajaki pembelian kapal selam dan mengembangkan satelit militer guna menghadapi ancaman ke depan.

Hal itu disampaikan Ali usai menggelar seminar bertajuk “Refleksi dan Proyeksi Pembangunan TNI Angkatan Laut” di Balai Samudra, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (2/10/2023).

Ali mengatakan bahwa ancaman pertahanan ke depan semakin bervariasi, terutama masalah perang siber dan proksi.

“Itu sudah kita antisipasi. Bagaimana peperangan konvensional dan non-konvensional juga kita akan hadapi, dan kita sedang membangun kekuatan,” kata Ali kepada awak media.

Baca juga: 2 Kapal Pemburu Ranjau Resmi Masuk Jajaran TNI AL, Prabowo dan KSAL Tekankan Pentingnya Harwat

Untuk perang konvensional, KSAL mengatakan, pembangunan kapal selam tidak boleh terlewatkan.

Hingga saat ini, TNI AL baru memiliki empat kapal selam yang masih beroperasi.

“Saya juga baru saja dari Eropa melihat beberapa produsen kapal selam, dan kira-kira kapal selam mana yang akan kita pilih nanti. Kita bahas di Kementerian Pertahanan,” ujar Ali.

Kemudian, tidak kalah penting adalah hadirnya satelit militer agar TNI AL bisa melakukan network centric warfare atau peperangan yang berpusat pada jaringan.

Ali mengungkapkan, satelit militer itu akan dikembangkan Pusat Komando dan Pengendalian TNI AL (Puskodal).

“Kami akan mengembangkan (satelit militer) Puskodal yang jelas. Bagaimana Puskodal kita harus bisa bisa melaksanakan network centric warfare dan mempunyai kemampuan C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance),” ujar KSAL.

Baca juga: Temui Pimpinan AL, KSAL Minta AS Berperan Aktif soal Isu ASEAN dan Pasifik Selatan

Selain itu, Ali mengatakan, TNI AL sedang mempersiapkan kendaraan nirawak seperti unmanned surface vehicle (USV), unmanned undersea vehicle (UUV), hingga unmanned aerial vehicle (UAV).

“Itu semua akan kami siapkan dan itu kami masukkan dalam postur rencana dari tahun 2025-2045,” kata Ali.

Dalam seminar itu, Deputi V Kantor Staf Presiden RI Jaleswari Pramodhawardani juga mengatakan bahwa peningkatan kapasitas kapal selam dan satelit militer menjadi kebutuhan yang tak terelakkan bagi TNI AL.

Terlebih, menurut Jaleswari, munculnya potensi ketegangan antara Amerika Serikat dan China pada dekade 2030-an.

“Dengan melihat kondisi geografis kepulauan Indonesia serta postur pertahanan kita saat ini, peningkatan kapasitas kapal selam dan satelit menjadi kebutuhan yang tak terelakkan,” kata Jaleswari.

Baca juga: KSAL Sebut Indonesia dan Italia Kerja Sama Bangun Kapal Selam Midget, Saat Ini dalam Tahap Riset

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com