Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Diculik 10 Hari di Malaysia, Polri: Ada Latar Belakang Bisnis

Kompas.com - 26/09/2023, 12:38 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyampaikan, penculikan yang terjadi kepada warga negara Indonesia (WNI) asal Medan, Sumatera Utara, di Malaysia, inisial F dilatarbelakangi urusan bisnis.

F menjadi korban penculikan dan penyekapan selama 10 hari di Malaysia.

"Dia bukan penculikan yang murni minta tebusan ya, ini ada latar belakang lain urusan bisnis antara pelaku dengan keluarga korban, suami korban. Itu yang mereka sampaikan kepada kami," kata Kepala Divisi (Kadiv) Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Krishna Murti di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: 7 Calon Pekerja Migran Ilegal Diselamatkan Saat Hendak Diberangkatkan ke Malaysia via Batam

Meski begitu, Krishna mengaku belum mengetahui delik perkara serta binsis yang terjadi terkait peristiwa itu.

Krishna menyampaikan, Kepolisian Malaysia sedang mendalami kasus itu.

Polri juga turut melakukan koordinasi dengan otoritas Malaysia serta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Penang terkait kasus penculikan ini.

"Ya kan kita enggak tahu bisnisnya apa. Yang tahu polisi Malaysia, lagi didalami lagi dicek, mereka belum detail ngasih. Kita belum dapat akses masuk ke pelaku," ucap dia.

Menurut Krishna, dari informasi yang diperolehnya, para pelaku penculikan sudah ditangkap. Korban juga sudah berhasil diselamatkan.

"Namun ada batasan bahwa apabila ada pelaku-pelaku yang nanti menyambung ke wilayah Indonesia, kami akan tindak lanjuti," kata dia.

Penculikan dan penyiksaan dilakukan sekelompok orang terhadap WNI asal Medan di Malaysia dipicu karena suami korban gagal melunasi utang sebesar 540.000 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 1,7 miliar.

Baca juga: Kronologi dan Motif Penculikan WNI di Malaysia Selama 10 Hari

Kepala Polisi Penang, Datuk Khaw Kok Chin mengatakan, korban yang berusia 34 tahun itu diculik pada 7 September di Paya Terubong, Penang.

Penculikan terjadi saat dia tengah berada dalam perjalanan liburan bersama tiga teman perempuannya.

"Namun, para tersangka membebaskan teman-teman perempuan tersebut tanpa terluka dan korban dibawa ke Butterworth di mana dia dikurung," ungkapnya, Jumat (22/9/2023).

"Para tersangka juga menyekap korban di beberapa lokasi yang berbeda untuk menyulitkan polisi menemukannya," kata dia.

Terpisah, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha mengatakan, KBRI Kuala Lumpur telah menerima aduan penculikan dan penyiksaan terhadap seorang WNI berinisial F pada 14 September 2023.

"KBRI segera lakukan pendalaman atas laporan tersebut, dilanjutkan dengan melaporkannya ke PDRM (Kepolisian Malaysia)," ujar Judha, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/9/2023).

Baca juga: Istri Produser Ody Mulya Laporkan Dugaan Penculikan, Sebut Suaminya Dibawa Paksa Keluarga

Setelah penyelidikan oleh PDRM, diketahui bahwa penculikan dan penyiksaan terkonfirmasi terjadi di wilayah Penang.

Barulah pada 17 September 2023, korban F berhasil diselamatkan oleh kepolisian setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com