Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggal 24 September Memperingati Hari Apa?

Kompas.com - 23/09/2023, 00:00 WIB
Tari Oktaviani

Penulis

KOMPAS.com – Tanggal 24 September 2023 jatuh pada hari Minggu. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Tani Nasional.

Selain itu, terdapat pula peringatan dan perayaan lain pada hari ini. Berikut beberapa peringatan yang jatuh pada 24 September 2023.

Hari Tani Nasional

Setiap tanggal 24 September dirayakan sebagai Hari Tani Nasional.

Adanya hari ini karena hadirnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 169 Tahun 1963 yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.

Tanggal 24 September juga bertepatan dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960).

Tujuan adanya Hari Tani Nasional yakni untuk memperingati bagaimana perjuangan para petani untuk bebas dari kesengsaraan. Oleh karena itu adanya hari ini untuk mengapresiasi perjuangan golongan petani di Indonesia.

Hari Tani Nasional hadir sebagai perubahan di bidang pertanian. Mulai dari tahun 1974 dibentuk Badan Litbang Pertanian berdasarkan Keppres tahun 1974 dan 1979.

Kemudian pada 1980 didirikan Departemen Koperasi secara khusus. Koperasi ini dibentuk untuk membantu para petani kecil di luar Jawa Bali agar dapat meningkatkan usaha pertanian berskala lebih besar.

Hari Sungai Internasional

Tanggal 23 September tiap tahunnya juga dirayakan sebagai Hari Sungai Internasional.

Hari Sungai hadir karena dicetuskan oleh Mark Angelo. Ia mengusulkan diadakannya acara global yang merayakan keindahan dan pentingnya sungai.

Acara pertamanya yang digelar di British Columbia, Canada Rivers Day pada tahun 1980-an pun sukses dan kemudian diadopsi oleh PBB.

Hari Sungai Sedunia yang pertama diperingati pada tahun 2005 yang diperingati di 100 negara di seluruh dunia.

Banyak orang kampanye agar masyarakat luas dapat membatasi ancaman terhadap pengurasan saluran air.

Baca juga: Sejarah 24 September Jadi Hari Tani Nasional

Hari Bollywood Sedunia

Industri perfilman India bisa bangga karena istilah bollywood yang sudah terkenal di mancanegara. 

Kehadiran film Bollywood memiliki sejarah budaya yang panjang di Asia Selatan. Awalnya film ini hanya ditemukan di tempat-tempat yang banyak mengonsumsi film India, seperti bekas Uni Soviet dan Timur Tengah.

Selama tahun 1930-an, film-film Bollywood sering kali dibuat sebagai film yang mengangkat isu-isu sosial pada saat itu. Film berwarna pertama, “Kisna Kanya,” dirilis pada era ini.

Perang Dunia II dan kemerdekaan India dari Inggris tidak memperlambat industri film India. Bollywood dengan cepat dikenal sebagai obsesi India dan sinema pasca kemerdekaan mendapat pengakuan luas.

Terbentuknya Institut Film dan Televisi India (FTII), sebuah acara penghargaan sinema nasional, dan Festival Film Internasional pertama di India meroketkan Bollywood ke panggung dunia.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com