Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Prabowo, Gosip Politik, dan Pilpres 2024

Kompas.com - 22/09/2023, 05:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENJELANG Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, gosip politik mulai berkeliaran. Beberapa hari belakangan jagat politik Indonesia heboh oleh beredarnya video yang menyebutkan Prabowo Subianto, bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Indonesia Maju (KIM) sekaligus Menteri Pertahanan, menampar dan mencekik Wakil Menteri (wamen) Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.

Peristiwa itu konon terjadi menjelang rapat kabinet. Prabowo mengaku tak mau ambil pusing soal tuduhan tersebut.

“Saya juga kaget, jadi itu jelas tidak benar. Tidak pernah ada rapat seperti itu, saya juga jarang berhubungan dengan wakil menteri pertanian, mungkin saya pernah bertemu sekali, sepintas,” tutur Prabowo di program Mata Najwa: 3 Bacapres Bicara Gagasan di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (Kompas.com, 20/09/2023).

Di era media sosial berita semacam itu tak sulit dibuat dan disebarluaskan. Celakanya, dengan segenap kecepatan dan kecanggihan media sosial, kita tak punya kesempatan dan kemampuan memastikan apakah informasi tersebut hoaks atau faktual.

Itulah yang disebut “post-truth”. Pemberitaan atau situasi tatkala antara story dan history, antara fiksi dan fakta, bercampur baur tak jelas batasnya.

Penanda kehilangan petanda. Kata kehilangan makna. Fakta tak berdaya, kalah dengan emosi dan keyakinan personal.

Nalar kritis saya segera meragukan informasi di video itu. Tak jelas sumbernya. Tak ada data, baik pernyataan narasumber atau gambar yang menunjukkan peristiwa dimaksud benar terjadi.

Maka, lebih tepat disebut gosip, lebih khusus lagi gosip politik, yang sengaja diproduksi untuk kepentingan politik pula. Isinya menyerang hal pribadi, membentuk kesan karakter seseorang yang suka kekerasan.

Di era media sosial gosip mudah tersebar. Bila di era tradisi lisan pergunjingannya dengan cara “dari mulut ke mulut” -- masyarakat Jawa menyebutnya “rerasan” atau “rasan-rasan”, di era media sosial dengan cara “diviralkan”. Tersebar dengan cepat.

Tak butuh fakta

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gosip adalah obrolan tentang orang-orang lain; cerita negatif tentang seseorang; pergunjingan.

Dari sudut ilmu komunikasi, gosip adalah informasi yang bisa jadi benar, bisa jadi salah, atau asal-usulnya tidak jelas dan diragukan kebenarannya.

Berbeda dengan berita, informasi dijamin kebenarannya dengan adanya fakta/data, keterangan atau konfirmasi dari para pihak (narasumber).

Ukuran kebenaran yang dimaksud adalah fakta. Fakta bisa berupa peristiwa yang disaksikan langsung oleh pewarta. Bisa juga berupa pendapat, pandangan, atau opini ataupun pernyataan.

Namun, fakta harus diverifikasi dulu, dipastikan kebenarannya. Dunia jurnalistik mengenal kaidah "disiplin verifikasi", cek-ricek atau konfirmasi.

Bila disiplin verifikasi itu diabaikan oleh pewarta, jadilah gosip atau rumor. Disiplin verikasi menjadi pertaruhan kredibilitas media dan berita.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com