Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Majukan Seleksi Sekolah Calon Jenderal ke Awal Tahun 2024

Kompas.com - 05/09/2023, 18:06 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan memajukan proses pelaksanaan seleksi Pendidikan Pengembangan Pimpinan Tinggi (Dikbangpimti) atau sekolah calon jenderal tahun 2024.

Adapun pada tahun-tahun sebelumnya, pendidikan untuk sekolah calon jenderal diadakan pada bulan Maret. Namun untuk tahun depan akan dimulai pada awal tahun 2024.

"Proses seleksi Dikbangpimti tahun ini dimajukan jadwal pelaksanaannya. Lebih awal dari tahun-tahun sebelumnya," kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As-SDM) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Selasa (5/9/2023).

Dedi mengungkapkan alasan dimajukan jadwal pelaksanaan seleksi Dikbangpimti yakni adanya pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024.

Baca juga: Empat Pj Gubernur yang Baru Dilantik Berasal dari TNI-Polri, Mendagri Pastikan Sudah Purnawirawan

"Mengingat kita akan menghadapi rangkaian tahapan pemilu 2024 yang sangat padat di penghujung tahun," ujar Dedi.

Menurut Dedi, pihaknya telah melakukan Pengambilan Sumpah dan Penandatanganan Pakta Integritas seleksi Prodik Sespimti Polri Dikreg ke-33, PPRA LXVI dan LXVII Lemhanas RI serta PKN TK-I LAN RI T.A. 2024 di Auditorium STIK untuk mengawali pelaksanaan seleksi sekolah calon jenderal pada Senin (4/9/2023) kemarin.

Mantan Kepala Divisi Humas itu menjelaskan, dalam rangka menghadapi Pemilu 2024, akan ada beberapa kebijakan dan fleksibilitas yang perlu diambil oleh panitia pelaksana untuk para peserta seleksi.

Langkah tersebut, kata Dedi, bisa diambil jika terjadi hal-hal kontijensi yang menuntut kehadiran peserta seleksi.

Baca juga: Polri Sebut Rocky Gerung Minta Jadwal Klarifikasi di Bareskrim Diundur Jadi Rabu Lusa

"Kebijakan dan fleksibilitas yang diambil panitia pelaksana agar tidak mengganggu dinamika kamtibmas dan operasional kepolisian yang dilaksanakan jelang diselenggarakannya pemilu 2024," imbuhnya.

Selain itu, Dedi mengatakan akan ada perubahan lainnya pada seleksi kali ini yaitu Tes Potensi Akademik (TPA) diganti menjadi Tes Potensi Manajerial Kepemimpinan (TPMK).

Perubahan tes itu merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga program prioritas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang menjadikan peningkatan kemampuan dan kompetensi para perwira menengah (pamen) ini penting.

 

Mantan Kapolda Kalimantan Tengah ini juga mengingatkan agar seluruh panitia yang terlibat untuk mewujudkan seleksi yang Bersih, Transparan, Akuntabel dan Humanis (Betah) terkait pelaksanaan seleksi Dikbangpimti 2024.

"Sebagai bentuk transparansi ada pelibatan dari pengawasan internal dan eksternal untuk menghindari terjadinya pelanggaran dan penyimpangan selama proses seleksi baik dari panitia maupun peserta seleksi," ungkap Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com