Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Politik Dansa

Kompas.com - 25/08/2023, 14:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MEGAWATI Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, punya metafor yang menarik tentang situasi perpolitikan nasional akhir-akhir ini. Ia mengibaratkan orang berdansa.

”Berdansa itu bisa sendiri, bisa berduaan, bisa ramai-ramai, bisa slow motion, atau gerakannya pelan seperti waltz. Terus ada rumba yang gerakannya cepat. Terus ada rock and roll yang bergonta-ganti pasangan. Yang itu berganti di sana, lalu yang itu berganti di sini,” kata Megawati.

Metafor tersebut, kata Megawati, untuk menjawab pertanyaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang situasi perpolitikan pada akhir kepemimpinan yang kedua (Kompas.id, 22/08/2023).

Tampaknya tak salah. Saya mengamini “politik dansa” tersebut.

Coba kita lihat beberapa saja pergerakan akrobatik politik akhir-akhir ini. Baik dari partai politik (parpol) maupun perorangan.

Jauh sebelum PDIP mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (bacapres), PSI sudah mengusung nama gubernur Jawa Tengah itu ke mana-mana.

Bahkan, kala itu di internal PDIP masih tarik-menarik antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.

Hasil survei sejumlah lembaga saat itu memang selalu menempatkan Ganjar pada posisi tertinggi. Namun, beberapa hari lalu, dari panggung Kopi Darat Nasional (Kopdarnas), PSI memberi isyarat pindah ke lain hati, ke poros Prabowo Subianto.

PAN datang berombongan ke PDIP dan disambut oleh para elite partai pemenang pemilu dua kali berturut-turut itu.

PAN menyodorkan Erich Thohir, menteri BUMN yang pernah memegang posisi penting pada milad ke-100 tahun NU, sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) mendampingi Ganjar.

Begitu pula Partai Golkar merapat ke PDIP. Boleh jadi juga menawarkan Airlangga Hartarto, sang ketua umum, sebagai pendamping Ganjar. Atau, bisa pula kepentingan lain yang dinegosiasikan.

Namun, bagaikan petir siang bolong, 13 Agustus 2023, PAN dan Partai Golkar secara bersama-sama merapat ke poros Prabowo Subianto.

Untuk PAN, mungkin karena proposalnya tidak segera direspons PDIP. Boleh jadi Megawati kurang cocok dengan profil Erich Thohir untuk dipasangkan dengan Ganjar.

Sebagai tokoh muda, ia terkesan cepat berubah pendirian politik (political belief). Belum lama mesra dengan kalangan NU, tiba-tiba dekat dan ditawarkan sebagai bacawapres oleh PAN.

Sementara Partai Golkar bergeser ke lain hati setelah secara internal digoyang isu munaslub dan sang ketua umum, Airlangga Hartarto, menjalani proses hukum.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com