Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sibuk Urus Elektabilitas Ganjar "Rebound", PDI-P Belum Jadi Sanksi Budiman

Kompas.com - 22/08/2023, 07:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko urung disanksi DPP PDI Perjuangan, Senin (21/8/2023), buntut dukungannya terhadap bakal calon presiden (bacapres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Sedianya, sanksi tersebut hendak diumumkan pada pukul 11.00 WIB, menurut keterangan Ketua DPP bidang Kehormatan Komarudin Watubun. Namun, hingga Senin siang tak ada tanda-tanda pengumuman di Kantor DPP yang beralamatkan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Kepala Sekretariat DPP PDI-P Adi Dharmo mengungkapkan, salah satu alasan pengumuman sanksi untuk Budiman ditunda karena DPP tengah membahas hasil survei atas Ganjar Pranowo, bacapres PDI-P.

Baca juga: Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Tak Terpikir Pindah Partai, Saya Masih PDI-P

Merujuk dua survei terbaru, yaitu Litbang Kompas dan Indikator Politik Indonesia, terjadi peningkatan elektabilitas Ganjar dalam beberapa waktu terakhir.

"Hari ini PDI Perjuangan sedang fokus membahas hasil survey Indikator dan Kompas yang menunjukkan kenaikan elektoral Ganjar Pranowo dan terjadi rebound," kata Adi dalam keterangannya, Senin.

Dihubungi terpisah, Budiman mengaku, belum menerima surat pemanggilan resmi dari DPP PDI-P terkait agenda penjatuhan sanksi kemarin.

Menurutnya, jika ada kader partai yang diduga melanggar aturan dan akan dijatuhi sanksi, DPP PDI-P akan melayangkan surat pemanggilan secara resmi. Umumnya, sanksi diberikan setelah peringatan disampaikan.

"Jika ada surat pemanggilan resmi saya datang, ada majelis kehormatan partai ya, karenanya saya menunggu saja," ujar Budiman.

Di sisi lain, Budiman menegaskan enggan mengundurkan diri dari parpol, meskipun sikapnya terhadap dukungan bacapres berseberangan dengan partai banteng. Opsi dipecat atau mengundurkan diri itu sebelumnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto. 

Budiman berdalih, dirinya tak akan mendapatkan penjelasan dari DPP jika memilih jalan mengundurkan diri. Selain itu, menurutnya, keputusan mendukung Prabowo justru karena dirinya teringat dengan pesan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Pindah Hati ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko Teringat Pesan Megawati

"Yang disampaikan Ibu Mega, salah satunya saat beliau mendapatkan gelar guru besar kehormatan dari Universitas Pertahanan beberapa tahun yang lalu, tentang tema kepemimpinan strategik, di mana ada tantangan-tantangan yang menurut saya itulah yang seharusnya menjadi arah dari partai untuk bertarung di dalam Pilpres 2024," kata Budiman.

"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya, saya ingin mengatakan bahwa kualifikasi itu dari tiga tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujarnya lagi.

Elektabilitas Ganjar

Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan Litbang Kompas pada medio 27 Juli hingga 7 Agustus 2023, elektabilitas Ganjar unggul tipis dibandingkan Prabowo dalam simulasi tiga nama. 

Baca juga: DPP PDI-P Tak Jadi Umumkan Status Budiman Sudjatmiko Hari Ini

Ganjar diketahui mendapatkan elektabilitas 34,1 persen, Prabowo 31,3 persen dan Anies Baswedan 19,2 persen. Selisih keunggulan ini masih berada di dalam rentang margin of error.

"Meski demikian, suara Ganjar dan Prabowo belum bisa dikatakan berbeda secara signifikan alias masih bersaing ketat," tulis Litbang Kompas.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com