Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Soal Pertemuan Ganjar Pranowo dan Cak Imim, Ketua DPP PDI-P Said Abdullah: Mereka Teman Lama

Kompas.com - 19/08/2023, 19:31 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Said Abdullah merespons pertanyaan publik terkait pertemuan antara bakal calon presiden (capres) yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Indonesia (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Ia menilai, pertemuan itu dilakukan keduanya sebagai silaturahmi teman lama.

Adapun keduanya pernah sama-sama menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) pada 2009, sebelum Ganjar ditugaskan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarno Putri mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah (Jateng) pada 2014.

“Jadi, sesungguhnya Mas Ganjar dan Gus Muhaimin itu teman lama. Apalagi, mereka juga sama-sama pernah kuliah bareng di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM),” ujar Said dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Sebab itu, lanjut Said, tak heran bila Cak Imin dan Ganjar dapat dengan mudah bertemu satu sama lain.

Baca juga: Jelang HUT Ke-78 RI, Said Abdullah Bicara mengenai Cita-cita Proklamasi dan Mentalitas Kolonial

“Keduanya mudah ngeklik karena memang mereka memiliki sejarah pertemanan sejak mahasiswa yang berlanjut hingga ke DPR,” kata Said.

Lebih lanjut, Said menilai, ditilik berdasarkan perjalanan pertemanan yang panjang, Cak Imin dan PKB tergerak hati untuk mendukung Ganjar.

Meskipun, soal dukung-mendukung, terlebih dalam menentukan hal penting dalam kepemimpinan nasional, lanjut Said, tidak cukup hanya modal pertemanan.

Lebih dari itu, imbuh Said, ada rekam jejak, prestasi kerja, dan dukungan rakyat.

Baca juga: Survei SMRC, Kepuasan Publik pada Kinerja Jokowi Capai 70 Persen, PDI-P: Akan Dilanjutkan Ganjar

“Saya kira, Cak Imin akan sangat mempertimbangkan untuk mendukung Mas Ganjar. Apalagi, jika mengacu pada survei yang baru saja dirilis oleh Indikator Politik, sebanyak 40,3 persen pemilih PKB memilih Mas Ganjar. Sementara, responden yang memilih Pak Prabowo baru 30,5 persen dan Mas Anies Baswedan 25 persen,” jelas Said.

Ia menilai, kehendak pemilih PKB tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi Cak Imin untuk memantapkan langkah dukungan kepada Ganjar. Terlebih, basis pemilih PKB dan PDI-P memiliki karakter sama.

Said mengatakan, segmen terbesar ada di kalangan bawah atau kelompok wong cilik.

Sebab itu, natur politik tersebut juga akan memudahkan PDI-P dan PKB berada dalam satu barisan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca juga: Ketua Banggar DPR Sebut Penerapan Konsep Negara Kesejahteraan Bisa Bantu Atasi Kemiskinan di Papua

“Semoga PKB menjadi bagian dari parpol bersama PDI-P memenangkan capres yang sama, seperti yang terjadi pada Pemilu 2014 dan 2019,” kata Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com