Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Heran Ratusan Warga Karawang Kecanduan Tramadol

Kompas.com - 14/08/2023, 21:01 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Karya Sumadi memberikan respons atas kejadian ratusan warga Karawang yang kecanduan obat Tramadol dan Hexymer.

Budi mengaku heran karena obat yang semestinya diberikan atas resep dokter tersebut bisa membuat warga kecanduan.

"Saya baru dengar," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8/2023).

"Coba saya cek seperti apa. Harusnya kalau sampai kecanduan butuh resep dokter. Jadi agak heran kenapa bisa jadi seperti itu," lanjutnya.

Baca juga: Sebut 114 Warga Konsumsi Tramadol dan Hexymer, Kades Mulyajaya: Maaf Buat Gaduh

Diberitakan sebelumnya, obat Tramadol dan Hexymer membuat seratusan warga Desa Mulyajaya, Kecamatan Kutalawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat mengalami kecanduan.

Bahkan, kecanduan obat tramadol ini dialami anak-anak, remaja hingga warga usia lanjut (lansia).

Kecanduan yang dialam warga desa ini diketahui belum lama ini, setelah dua pengedar obat keras tersebut, R dan W, ditangkap.

Dikutip dari Cleveland Clinic, Kamis (10/8/2023), Tramadol adalah jenis obat opioid yang digunakan untuk mengobati rasa sakit yang parah.

Baca juga: Saat 114 Warga di Karawang Konsumsi Tramadol dan Hexymer, Pengedar Sebut untuk Stamina

Obat tersebut akan diresepkan oleh dokter jika obat pereda lainnya tidak berhasil atau tidak dapat ditoleransi.

Cara kerja obat tramadol adalah dengan memblokir sinyal rasa sakit di otak. Obat ini juga tergolong ke dalam obat keras, sehingga penggunaannya harus melalui resep dan pengawasan dokter.

Tramadol biasanya tersedia dalam sediaan tablet oral, kapsul dan cair atau sirup.

Di Amerika, obat ini dilengkapi dengan peringatan dari FDA, badan pengawas obat Amerika Serikat, yang tercantum pada kotak kemasan yang terkait dengan kemungkinan efek samping berbahaya.

Baca juga: Warga Mulyajaya Karawang yang Konsumsi Tramadol dan Hexymer Jadi 114 Orang

Tramadol termasuk dalam golongan obat opioid, sehingga penggunaan zat tersebut sangat diatur dengan ketat. Artinya, obat tersebut hanya dapat digunakan dengan pengawasan ketat dari dokter.

Pengawasan itu berdasarkan penggunaan medisnya dalam pengobatan, potensi penyalahgunaan, dan potensi ketergantungan, jika tramadol disalahgunakan.

Kasus penyalahgunaan tramadol sudah sering terjadi, salah satu efek buruknya adalah menyebabkan kecanduan.

Efek samping tramadol yang bisa menyebabkan kecanduan dapat berdampak buruk, yakni overdosis hingga kematian. Oleh karena itu, penggunaan obat keras ini haruslah di bawah pengawasan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com