Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedok Surat Cinta Aktivis Kemerdekaan RI Menembus Sensor Belanda

Kompas.com - 08/08/2023, 15:00 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis politik di luar negeri yang berjuang mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 mempunyai sejumlah cara buat menembus sensor pemerintah pendudukan Jepang dan Hindia-Belanda.

Selepas proklamasi dibacakan oleh Soekarno di Jakarta, pemerintah pendudukan Jepang masih berkuasa.

Sedangkan pemerintahan Hindia-Belanda saat itu dalam pengasingan di Australia karena terdesak akibat serangan Jepang pada 1942.

Pahlawan nasional Mohamad Bondan dalam buku Memoar Seorang Eks-Digulis berbagi kisah tentang muslihat mereka buat mengecoh sensor informasi yang diberlakukan oleh Jepang dan Belanda.

Setelah Jepang menyerbu, Bondan dan sejumlah aktivis politik bekas tahanan kamp Digul dibawa ke Australia.

Baca juga: Jika Tidak Dijajah Jepang, Akankah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945?

Usai mengetahui peristiwa proklamasi kemerdekaan, Bondan dan sejumlah aktivis politik itu mendirikan organisasi Central Komite Indonesia Merdeka (CENKIM) di Brisbane.

Karena sensor arus informasi yang ketat dari pemerintah Belanda dan Jepang, Bondan dan rekan-rekannya putar otak buat berkorespondensi dengan kelompok pro kemerdekaan di Indonesia.

Alhasil, mereka menggunakan surat menyurat dengan metode submarine, yaitu menyamarkan pesan dalam surat dengan kedok surat cinta.

Uji coba metode itu dilakukan beberapa kali. CENKIM mengirim surat kepada seorang simpatisan mereka di Indonesia, R. Soetojo, tentang kondisi perjuangan.

"Soetojo sebagai penerima atau pengirim semua surat dari Indonesia, dibuat seolah-olah sedang menjalin asmara dengan wanita-wanita Australia," tulis Bondan dalam buku itu.

Baca juga: Mau Lihat Upacara 17 Agustus di Istana? Daftar ke Sini!

Soetojo kemudian menjadi penyambung antara CENKIM dan Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu, Sutan Sjahrir.

CENKIM juga tidak menggunakan alamat organisasi buat pengiriman dan penerimaan surat menyurat dengan Soetojo buat menghindari kecurigaan Jepang dan Belanda.

Alhasil mereka meminta bantuan dan kesediaan sejumlah perempuan Australia yang tinggal di dekat kamp eks Digulis itu, yakni Edith Jones dan Marry Smith, buat dijadikan kontak korespondensi.

Baca juga: Ada 4 Hal Berbeda pada Upacara 17 Agustus Tahun Ini di Istana, Apa Saja?


Surat menyurat antara Soetojo dan CENKIM pun kemudian dikirim ke alamat sejumlah perempuan itu.

"Untuk menambah keyakinan bahwa benar surat yang dikirim adalah surat cinta, pada amplop yang dikirim dari Brisbane diberi ciuman lipstik dan tulisan SWALK (sealed with a love kiss)," ujar Bondan.

Cara yang dilakukan CENKIM ternyata ampuh dan tidak tercium oleh Belanda. Syahrir lantas meminta CENKIM menjadi penghubung surat menyurat dengan perwakilan Indonesia di Singapura.

Tujuan korespondensi itu adalah buat memastikan agenda diplomasi berjalan dan menarik simpati para pihak-pihak yang mau berkontribusi bagi perjuangan Indonesia.

Baca juga: Sejarah Taman Proklamasi, Tempat Pembacaan Teks Kemerdekaan Indonesia

"Taktik serupa yang ditugaskan pada Soetojo juga dilakukan juga oleh tokoh-tokoh lain di Jakarta. Mereka bertugas menghubungkan surat-surat yang dikirimkan oleh CENKIM. Surat-surat yang dikirimkan adalah surat dari komite yang ada di London, Kairo, India, Amerika, dan lainnya, lewat CENKIM," kata Bondan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Sholat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Sholat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com