Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digitalisasi Disebut Bisa Cegah Orang Korupsi, Novel Baswedan: Salah Kaprah!

Kompas.com - 04/08/2023, 20:25 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyatakan, pandangan yang menyebut KPK sebaiknya fokus pada pencegahan, bukan hanya melakukan operasi tangkap tangan (OTT), adalah salah kaprah.

"Kenapa saya bilang salah kaprah, kalau orang berpikir dengan digitalisasi, dengan sistem maka bisa membuat orang tidak bisa berbuat korupsi, salah, siapa yang bilang?" kata Novel dalam program Gaspol! Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Novel menuturkan, pengadaan barang dan jasa lewat sistem digital seperti e-katalog dan e-procurement memang punya tujuan yang baik.

Baca juga: Novel Baswedan: Keterlaluan, Pimpinan KPK Salahkan Penyelidik yang OTT Pejabat Basarnas

Lewat sistem tersebut, orang-orang yang berkepentingan diharapkan tidak perlu saling bertemu sehingga menutup celah terjadinya suap dan korupsi. Namun, Novel mengungkapkan, sistem tersebut nyatanya masih bisa diakali sehingga korupsi pun tetap terjadi.

"Sebaik apa pun sistem, sebaik apa pun alat atau digitalisasi, ada orang di belakangnya yang mengendalikan dan orang itu ketika tidak mempunyai integritas, dia bisa membikin celah atau mengakali suatu sistem," kata Novel.

Oleh sebab itu, Novel menegaskan bahwa upaya memberantas korupsi lewat penindakan harus tetap dilakukan, di samping pencegahan dan pendidikan kepada masyarakat.

"Tentunya untuk bikin jera itu bukan sekadar hukuman saja, tapi juga bagaimana caranya orang yang berbuat korupsi itu hasil korupsinya juga ditarik semua untuk negara dan ada hukuman denda yang betul-betul membuat jera," kata Novel.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyinggung sikap masyarakat yang berharap KPK sering menangkap koruptor lewat OTT. Padahal, kata Luhut, KPK punya fungsi pendidikan dan pencegahan di samping penindakan.

"Nah kita senangnya itu selalu lihat drama penindakan. Itu yang menurut saya tidak boleh," kata Luhut, di Gedung Juang KPK, Jakarta, Selasa (18/7/2023).

Baca juga: Firli Bahuri Sowan ke Kapolri, Novel Baswedan: Ketakutan Kejahatannya Sedang Diproses

Menurutnya, fungsi yang harus lebih ditonjolkan KPK adalah pencegahan melalui digitalisasi sistem seperti e-katalog.

KPK juga disebut telah membuat sistem berbasis elektronik yang berhasil mencegah kecurangan dan menghemat ratusan triliun uang negara, serta meningkatkan pendapatan pajak.

"Itu (fungsi KPK) dilihat jangan drama-drama saja tadi ditangkap. Kalau kurang jumlahnya ditangkap (dianggap) berarti enggak sukses. Saya sangat tidak setuju, kampungan itu menurut saya. Itu ndeso, pemikiran modern makin kecil yang ditangkap tapi makin banyak penghematan itu yang sukses," kata Luhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com