JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan pangan dan alat dari pemerintah pusat untuk warga terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, masih terkendala cuaca buruk.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, bantuan tersebut sejatinya sudah sampai di Timika, Papua, pada Rabu (2/8/2023).
Namun, bantuan tersebut perlu diantar lagi hingga ke Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Distrik Agandugume berada di perbukitan dengan ketinggian mencapai 914 mdpl, sehingga hal itu dapat membahayakan penerbangan.
“Kendalanya cuaca. Ada masalah kendala cuaca. Karena bandara Distrik Agandugume ini berada di atas ketinggian 3.000 kaki (914 mdpl)," kata Muhadjir dalam keterangan pers, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Kekeringan di Papua Tengah, Kemensos Pastikan Bantuan Logistik 17,1 Ton Sudah Diterima Masyarakat
Muhadjir mengatakan, kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di distrik tersebut adalah fenomena tahunan yang biasa terjadi mulai bulan Mei, Juni, hingga Juli.
Fenomena ini ditandani dengan adanya hujan es disertai kabut es yang dapat menyebabkan tanaman dan umbi-umbian membusuk sehingga tidak layak konsumsi.
Di samping itu, udara kering juga membuat tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.
Berdasarkan data yang dihimpun, ada sebanyak 7.500 jiwa yang terdampak bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem, di mana fenomena yang terjadi sejak bulan Juni 2023 itu telah menyebabkan enam orang meninggal dunia.
“Ini kan sebenarnya sudah terjadi secara periodik. Hampir peristiwa tahunan mulai dari Mei, Juni, dan Juli. Itu dimulai dengan datangnya hujan es dan kabut es. Kabut es ini yang lebih mematikan," ujar Muhadjir.
"Jadi tumbuhan dan umbi-umbian ini membusuk dan kemudian diikuti dengan udara kering. Dan pada saat udara kering ini tidak ada tanaman yang tumbuh,” katanya lagi.
Baca juga: Menko PMK Usulkan Pembangunan Lumbung Pangan Antisipasi Dampak Bencana Kekeringan di Papua Tengah
Sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem di kemudian hari, ia akan mengusulkan beberapa solusi jangka panjang kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satunya adalah dengan membangun lumbung pangan, sebagai tempat penyimpanan pasokan makanan di Distrik Agandugume yang rencananya berada tak jauh dari bandara.
“Sehingga kita bisa antisipasi sebelum bulan Mei kalau bisa sudah ada stok bahan makanan yang disuplai dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) maupun Kementerian Sosial. Ketika terjadi bencana yang sifatnya periodik ini bisa otomatis bisa teratasi,” kata Muhadjir.
Sebagai informasi, rincian bantuan logistik yang telah sampai di Timika berupa beras 50 ton, makanan siap saji 10.000 pouch, rendang kemasan 3.000 pouch, susu protein 3.000 pouch dan sembako 3.000 paket.
Kemudian untuk peralatan, meliputi tenda gulung 2.000 buah, selimut 10.000 buah, matras 2.000 buah, kasur lipat 2.000 buah, pakaian anak 2.000 buah, pakaian dewasa 2.000 buah, tenda pengungsi empat unit, genset listrik 20 unit, dan motor trail tiga unit.
Bantuan dari pemerintah pusat ini akan diterbangkan menuju Distrik Agandugume menggunakan pesawat Cessna 208 Caravan dengan daya angkut hingga 900 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.