Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surati Kemensetneg, Anak Korban Penculikan Aktivis 1997 Ingin Bertemu Jokowi

Kompas.com - 31/07/2023, 23:31 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Putra korban penculikan pada 1997, Dedi Hamdun, Abdul Hakim Hamdun menyampaikan surat kepada Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) pada Senin (31/7/2023).

Dalam surat tersebut, Abdul Hakim menyampaikan permohonan untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kaitannya dengan penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat masa lalu.

Pasalnya, setelah Dedi Hamdun menjadi korban penculikan sekitar 26 tahun lalu, keluarga besarnya belum sekalipun mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua

"Sebenarnya ini langkah jemput bola kami karena kan waktu itu Pak Menko (Menko Polhukam Mahfud MD) ngomongin kalau Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia (PPHAM) itu sudah berkoordinasi dan mendengarkan aspirasi keluarga korban," ujar Abdul Hakim di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Senin.

"Kami salah satu korban yang 26 tahun ini terputus komunikasinya dengan pemerintah. Jadi salah satu langkah kami, kami mengajukan kepada Presiden. Kami berharap untuk diundang audiensi untuk mendengarkan aspirasi kami, seperti itu," ucap dia.

Dedi Hamdun, pengusaha ya

Untuk diketahui, Dedi Hamdun merupakan pengusaha yang juga aktif dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dia juga sempat terlibat dalam kampanye mencari dukungan untuk Megawati Soekarnoputri dan Sri Bintang Pamungkas (Mega-Bintang) pada 1997.

Saat itu, Mega-Bintang menjadi simbol perlawanan kepada rezim Orde Baru yang dipimpin Presiden kedua RI, Soeharto.

Dedi Hamdun diketahui hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997, tepat saat pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di tahun tersebut.

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Benarkah Prabowo Dalang Penculikan Aktivis 98?

"Ayah saya itu (korban) penghilangan paksa 97 atas nama Dedi Hamdun yang hilang bersama 14 orang sampai sekarang belum pulang," kata Abdul Hakim.

"Kan ada pemulihan hak-hak korban. Hak-hak korban itu kan kami belum pernah ditanya apa kira-kira, audiensi untuk berbicara tentang itu dan ada beberapa hal rahasia yang ingin kami sampaikan," lanjutnya.

Menurut Abdul Hakim, hilangnya Dedi Hamdun membuat keluarganya sangat terpukul.

Bahkan, ibu dan adiknya mengalami depresi berat dan harus mendapat bantuan medis hingga saat ini.

Selain itu, sepeninggal ayahnya harta keluarga mereka menjadi objek penjarahan dan perampokan.

"Jadi untuk seperti itu makanya kami ingin bertemu (Presiden) untuk menyampaikan aspirasi kami lah," kata Abdul Hakim.

Baca juga: Desmond J Mahesa dan Kenangan Kelam Penculikan 1998

Halaman:


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com