DI LAMAN YouTube Insider yang berisi testimoni beragam masalah kejahatan, seorang mantan narapidana di negara bagian California, Amerika Serikat, bernama Adi Jeffe mengurai pengalamannya dengan emosional bagaimana dia mulai terlibat, keluar-masuk penjara, proses rehabilitasi, memilih berhenti lalu menjadi aktivis anti-narkoba.
Adi Jeffe membawa kita ke alam jaringan kejahatan narkoba, misalnya, bagaimana caranya memproduksi sabu dengan aman tanpa dicurigai siapapun, berjualan narkoba, dan berkenalan dengan kelompok kartel Meksiko yang dapat memproduksi sabu dengan jumlah fantastis, ratusan kilogram.
Jeffe menyebutkan biaya operasional produksi narkoba di Meksiko jauh lebih kecil, termasuk biaya untuk menyuap petugas.
Itulah alasan mengapa kartel Meksiko, pun di negara Amerika Latin lainnya, tampak tetap tumbuh walaupun banyak yang gugur.
Pelaku kejahatan narkoba, menurut dia, akan menghadapi dua pilihan: penjara atau kematian. Jeffe mengalami lima kali penangkapan dan yang terakhir kali membuatnya harus masuk penjara.
Tidak mudah bagi seseorang untuk keluar dari lingkungan negatif penyalahguna narkoba, apalagi ketika sudah terlibat dalam aktivitas produksi dan pengedaran narkoba.
Persoalan juga jauh lebih kompleks jika jaringan kejahatan narkoba berwujud kejahatan terorganisir seperti geng di Amerika Serikat atau kartel seperti di Amerika Latin.
Tipe kejahatan organisasi lebih kuat secara ikatan hubungan antarpersonalnya. Mereka memiliki keterhubungan secara keorganisasian dan emosional.
Kekerasan demi kekerasan yang timbul di antara kelompok kartel narkoba di Meksiko adalah konsekuensi dari ikatan kuat organisasi kejahatan.
Satu hal yang juga membuat mereka terus berada di dalam organisasi kejahatan, selain karena keuntungan materi, juga karena mereka tidak dapat begitu saja keluar dengan aman. Anggota kelompok kejahatan akan dianggap pengkhianat.
Kekuatan utama organisasi lainnya adalah kepemimpinan di organisasi kejahatannya tersebut. Kekuatan dan kelemahan kartel seringkali terletak pada pemimpinnya. Jika tidak dapat diteruskan secara taktis oleh penerusnya, maka organisasi kejahatan akan hancur.
Kartel Medellin yang dipimpin Pablo Escobar di Kolombia melemah setelah Pablo dan orang-orang kepercayaannya ‘dihabisi’ kolaborasi petugas setempat dan DEA Amerika Serikat.
Sementara cerita berbeda ketika penerus pemimpin organisasi kejahatan dapat segera dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya.
Kartel Sinaloa Meksiko tampak begitu eksis hingga kini bukan hanya karena tentakel jaringannya yang tersebar secara kuat, tapi juga karena regenerasi kepemimpinan segera terwariskan oleh keluarga dan orang-orang kepercayaannya.
Organisasi ini tidak serta merta hancur meski pemimpinnya ditangkap petugas. Mereka segara melakukan penyesuaian struktur organisasi, termasuk nama organisasi itu sendiri.