JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Adian Napitupulu mengatakan, banyak aktivis '98 yang kecewa dengan sikap Budiman Sudjatmiko menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
"Banyak, banyak yang menolak, banyak yang kecewa. Tapi saya enggak mau mikirin itu," kata Adian ditemui di Rumah Aspirasi relawan pemenangan Ganjar, Menteng Jakarta, Minggu (30/7/2023).
"Ya kalau saya baca dari media, nonton di tv segala macam ya, masih ada banyak nyawa yang tidak dipertanggung jawabkan dari proses reformasi kemarin kan. Ya, artinya bahwa semua harus diselesaikan," imbuhnya.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko Tak Disanksi karena Temui Prabowo, Hasto: PDI-P Bukan Partai Kejam
Meski demikian, Adian tak ingin ambil pusing dengan langkah politik yang ditempuh rekan separtainya di PDI Perjuangan itu. Sebab, ia ingin fokus memenangkan Pemilu 2024, mengingat jadwal pemungutan suara yang kian sempit.
Diketahui, Pemilu 2024 akan dilangsungkan serentak antara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada 14 Februari mendatang. Sejauh ini, sudah ada tiga nama bakal calon presiden yang muncul ke publik.
Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diusung koalisi PDI-P, Prabowo yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Pertarungan politik kita tinggal 199 hari. Saya mau fokus di situ aja," ujar Wakil Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024 ini.
Adapun Budiman Sudjatmiko menemui Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7/2023) malam.
Soal pertemuan itu, Budiman menganggap bukan bakal calon presiden (bacapres) PDI-P Ganjar Pranowo yang bisa menyatukan kelompok nasionalis, melainkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Tanyakan Isu Penculikan ke Prabowo, Budiman Sudjatmiko: Beliau Bilang Sudah Dikembalikan Semua
Ia mengeklaim, alasan itu yang membuatnya menemui Prabowo.
“Kita berbicara soal harus ada persatuan kaum nasionalis, harus ada persatuan kaum nasionalis, itu saja. Jangan berkelahi begitu loh,” ujar Budiman pada awak media.
Di sisi lain, dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Budiman juga mengungkapkan bahwa Prabowo telah mengembalikan sejumlah aktivis yang pernah ditangkapnya saat unjuk rasa menentang Orde Baru pada 1998 silam.
Hal itu diungkapkan Prabowo saat dirinya bertemu Budiman pada 2002 silam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.