Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adian: Jangan Pilih Pemimpin yang Mengatakan Indonesia Bubar 2030!

Kompas.com - 30/07/2023, 17:52 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo dalam Pemilu 2024, Adian Napitupulu meminta agar masyarakat tidak memilih sosok pemimpin yang pernah menyebut Indonesia berpotensi bubar pada 2030.

Meski demikian, Adian tak menyebut siapa sosok pemimpin yang dimaksud.

"Apakah kita mau melihat Indonesia, bertahan 100 tahun, 200 tahun, 300 tahun sampai 1.000 tahun lagi? Jangan pernah memilih pemimpin yang pernah mengutip mengatakan Indonesia bisa bubar 2030. Jangan," kata Adian kepada para relawan Ganjar di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta, Minggu (30/7/2023).

Baca juga: Adian ke Pendukung Ganjar: Jangan Pilih Capres Korup, Melanggar HAM dan Diskriminatif

Menurut dia, sejauh ini baru Ganjar, sosok bakal calon presiden (bacapres) yang memenuhi kriteria tanpa korupsi, tanpa kekerasan, bukan pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan tidak berlaku diskriminatif.

"Saya mau Indonesia tanpa kekerasan. Saya mau Indonesia tanpa korupsi. Saya mau Indonesia tidak melanggar HAM. Saya mau Indonesia tidak berlaku diskriminatif. Satu per satu kita tuliskan lalu kita pilih siapa presiden yang memenuhi kriteria itu," ujarnya.

"Sampai hari ini saya baru ketemu satu nama, namanya Ganjar Pranowo. Baru itu. Jadi kalau orang katakan, 'Adian kenapa kamu pilih Ganjar Pranowo'. Karena dia memenuhi seluruh mimpi-mimpi saya tentang Indonesia," lanjut dia.

Adian mengaku tak main-main ketika memutuskan mendukung Ganjar dalam Pilpres 2024.

Selain sebagai kader PDI-P, Adian mengaku telah mempelajari satu per satu figur bacapres yang ada saat ini.

"Enggak rumit-rumit, enggak sulit-sulit. Kalau kemudian ada yang katakan pada saya kenapa saya pilih Ganjar? Saya periksa satu per satu rekam jejaknya," ujar dia.

Ia pun berpesan bahwa dalam politik, setiap capres akan mengumbar janji pada saat kampanye untuk menarik minat masyarakat mendukungnya. Namun, kata dia, cara menguji janji itu adalah dengan melihat rekam jejaknya.

Baca juga: PBB Deklarasi Prabowo Capres, Cak Imin, Anis Matta hingga Anas Urbaningrum Hadir

"Seperti itu lah politisi-politisi ketika mau mengejar kursi menebar janji, dari yang paling masuk akal hingga yang tidak masuk akal. Lalu kita baru menguji janji yang keluar dari setiap politisi ini. Gimana cara mengujinya? Gampang, periksa rekam jejaknya masing-masing," tutur kader PDI-P ini.

Indonesia bubar 2030

Sebelumnya, video Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyampaikan kajian soal potensi Indonesia bubar pada 2030, sempat viral di dunia maya pada 2018 atau menjelang Pemilu 2019.

Potongan video itu bahkan diunggah di akun Facebook dan Twitter resmi Gerindra. Diketahui, pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam kegiatan konferensi dan temu kader nasional Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat pada Oktober 2017.

Baca juga: Prabowo Diteriaki Presiden Saat Hadiri Milad ke-25 PBB di ICE BSD

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi, di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030," kata Prabowo dalam video tersebut.

Saat dijumpai terpisah, Prabowo mengungkapkan bahwa prediksi Indonesia bubar itu didasarkan pada skenario writing pihak asing.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com