KPK Akan Dalami soal Perusahaan yang Diduga Suap Kepala Basarnas Bergerak di Bidang Percetakan

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan akan mendalami lebih lanjut PT Intertekno Grafika Sejati yang bergerak di bidang percetakan.

PT Intertekno Grafika Sejati merupakan pemenang tender pengadaan peralatan pencarian korban reruntuhan di Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).

Direktur Utama perusahaan itu, Marilya diduga menyuap Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi melalui orang kepercayaannya, Letkol (Adm) Afri Budi Cahyanto.

“Tentu nanti akan didalami pada proses penyidikan perkara,” kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/7/2023).

Baca juga: IM57+ Minta Pimpinan KPK Tanggung Jawab Atas Polemik Penetapan Tersangka Kepala Basarnas

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), nilai kontrak pengadaan peralatan pencarian korban reruntuhan itu mencapai Rp 9.997.104.000.

Pada laman tersebut tertera PT Intertekno Grafika Sejati sebagai pemenang proyek. Perusahaan itu beralamat di Jalan Tanah Abang II Nomor 113, Jakarta Pusat.

Merujuk pada laman resminya, PT Intertekno Grafika Sejati bergerak di bidang percetakan. Perusahaan itu sudah berdiri sejak 1995 dan bagian dari Sejati Group.

Lebih lanjut, Ali mengatakan, penyidikan KPK akan nantinya juga akan mendalami profil PT Intertekno Grafika Sejati, seperti apakah perusahaan itu memenuhi syarat kualifikasi lelang.

“Nanti ke arah sana,” ujar Ali.

Baca juga: KPK Mengaku Khilaf Tangkap Prajurit TNI yang Diduga Terima Suap

Sebelumnya, KPK menetapkan Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi dan orang kepercayaannya, Afri Budi Cahyanto sebagai tersangka.

Afri merupakan Koordinator Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas. Ia juga merupakan prajurit TNI Angkatan Udara (AU) berpangkat Letkol Adm.

Keduanya diduga menerima suap hingga Rp 88,3 miliar sejak 2021-2023 dari berbagai pihak.

KPK juga menetapkan tiga pihak swasta sebagai tersangka yang diduga pihak pemberi suap Mereka adalah Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati Mulsunadi Gunawan; Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati Marilya; dan Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama Roni Aidil.

Ketiganya memberikan uang sekitar Rp 5 miliar kepada Henri melalui Afri karena ditetapkan sebagai pemenang lelang pengadaan peralatan di Basarnas.

Baca juga: Puspom TNI Janji Usut Dugaan Suap Kepala Basarnas dengan Transparan

Namun, Wakil Ketua KPK Johanis Tanak terbaru meminta maaf atas penetapan tersangka Henri Alfiandi dan Afri. Sebab, keduanya adalah anggota TNI.

Menurut Tanak, penanganan dugaan korupsi Henri dan Afri semestinya ditangani oleh Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI.

"Kami dalam rapat tadi sudah menyampaikan kepada teman-teman TNI kiranya dapat disampaikan kepada panglima TNI dan jajaran TNI atas kekhilafan ini kami mohon dapat dimaafkan," kata Tanak usai menggelar audiensi dengan sejumlah petinggi militer, termasuk Komandan Puspom (Danpuspom) TNI Marsekal Muda R Agung Handoko, Jumat.

"Kami paham bahwa tim penyelidik kami mungkin ada kekhilafan, ada kelupaan bahwasannya manakala ada melibatkan TNI harus diserahkan kepada TNI, bukan kita yang tangani, bukan KPK," ujarnya lagi.

Baca juga: Kepala Basarnas Klaim Uang yang Diterima lewat Bawahannya untuk Keperluan Kantor