JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengingatkan warga untuk memanfaatkan hari libur dengan berolahraga.
Menurutnya, olahraga membuat tubuh lebih sehat dan mencegah obesitas. Terlebih, kasus obesitas di Indonesia kian meningkat.
Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.
"(Mencegah obesitas) kuncinya bukan saja di pemerintahan. Kembali kepada keluarga. Sekarang saya mau tanya kalau hari minggu jalan-jalan ke mana? Ke mal. Di mal ngapain? Duduk, makan. Ya kita (bisa) jalan-jalan itu ke taman, olahraga," kata Dante dalam diskusi secara daring di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Baca juga: Cara Mengurus BPJS Kesehatan untuk Bayi Baru Lahir
Dante mengungkapkan, sejauh ini, belum ada program pendanaan pemerintah secara khusus untuk kasus obesitas. Pihaknya lebih menekankan pada pencegahan dan edukasi kepada masyarakat.
Salah satu edukasi yang dilakukan, adalah mendidik masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas (smart eater).
Dia menambahkan, sebelum membeli makanan, masyarakat diminta untuk membaca dan menakar kandungan gula garam lemak (GGL), serta kalori yang telah tersedia di dalam tabel informasi nilai gizi tiap kemasan makanan.
"Kasus obesitas belum ditanggung BPJS. Tapi kalau kelainan akibat obesitas, misal tadi kasusnya Kenzi (bayi obesitas yang dirawat di RSCM), yang ekstrem itu akan ditanggung BPJS," tutur Dante.
Lebih lanjut, Dante menuturkan, obesitas bisa dicegah bila masyarakat memilih makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan.
Orang tua, kata Dante, bisa memberikan gizi yang seimbang kepada anak-anaknya untuk mencegah obesitas sejak masa bayi, balita, atau kanak-kanak.
"Gizi seimbang itu ada di mana? Pada saat dia lahir hingga usia tertentu, bisa sampai tiga bulan, hanya diperlukan ASI. Nanti kalau berat badan tidak naik, butuh makanan tambahan," ucap Dante.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan dan Pemprov Jabar Hadirkan Hunian Griya Pekerja
"Yang jadi potensial gemuk itu adalah kalau diberikan susu formula sejak awal, tidak diberikan ASI. Ini akan memicu berat badannya lebih besar. Karena kalori yang ada di susu formula lebih besar dibanding kalori yang ada di ASI," imbuhnya.
Sebagai informasi, obesitas digolongkan sebagai penyakit yang perlu intervensi secara komprehensif.
Pasalnya, obesitas mampu menjadi faktor risiko terhadap penyakit tidak menular lainnya, seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, dan penyakit metabolik maupun non-metabolik.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, penyakit ini berkontribusi sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tercatat, biaya kesehatan di Indonesia juga habis paling banyak untuk penyakit-penyakit tidak menular itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.