Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Dinilai Sedang Mainkan Politik Segala Arah, Buka Peluang ke Semua Koalisi

Kompas.com - 18/07/2023, 07:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat dinilai tengah membuka pintu kerja sama ke semua partai politik jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Meski telah tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut dianggap tetap berpeluang berkoalisi dengan partai lainnya.

Salah satu buktinya, Demokrat mesra dengan PDI Perjuangan beberapa waktu belakangan.

“Saya rasa AHY dan Demokrat sedang memainkan politik di semua arah agar peluang politiknya terbuka ke semua koalisi,” kata Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, kepada Kompas.com, Minggu (16/7/2023).

Baca juga: Ketum Demokrat: Kalau Mas Anies Memilih AHY, Anda Gimana?

Ari menilai, Demokrat masih terus berupaya mewujudkan keinginan mereka, mengajukan AHY sebagai calon wakil presiden.

Oleh karenanya, koalisi mana pun yang membuka kesempatan buat AHY jadi calon RI-2 diyakini membuat Demokrat merapat.

“Belum adanya bakal capres (calon presiden) yang mendefinitifkan bakal cawapres membuat semua aktor politik yang berpeluang menjadi bakal cawapres memaksimalkan segala upaya termasuk apa yang dilakukan AHY,” ujar Ari.

Namun demikian, menurut Ari, ketimbang koalisi lainnya, AHY memang tampak ngotot menjadi bakal cawapres pendamping bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.

Baca juga: Tanggapi Kritikan AHY ke Pemerintahan Jokowi, Ganjar: Kritik itu Boleh...

Upaya itu salah satunya dibuktikan dengan kritik tajam AHY ke pemerintahan Presiden Joko Widodo baru-baru ini. Lewat kritiknya, AHY dinilai tengah memperbesar frekuensi serangan terhadap rezim Jokowi yang merepresentasikan kekuatan dua pilar kubu capres calon rival Anies, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

“Frekuensi AHY tentu harus identik dengan frekuensi Anies yang memang antipati dengan pola kebijakan yang ditempuh Jokowi,” ujar dosen Universitas Indonesia (UI) itu.

Upaya pendekatan terhadap Anies juga terus dilakukan AHY. Misalnya, menyambut kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu di Tanah Air sepulang ibadah haji beberapa waktu lalu.

Contoh lainnya, memasang spanduk hingga baliho di sudut-sudut jalan yang memperlihatkan duet kepemimpinan Anies-AHY, meski hal itu belum direstui Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai sesama anggota Koalisi Perubahan.

“AHY sadar kesempatannya tidak semakin banyak, dia harus atraktif menarik atensi Anies dan Nasdem serta PKS karena memang harapan terbesarnya dan yang maksimal teraih adalah posisi calon RI-2,” tutur Ari.

Sebelumnya, kritik tajam terhadap pemerintahan Presiden Jokowi dilontarkan AHY lewat pidato politiknya yang ditayangkan Jumat (12/7/2023). Sentilan AHY ke Jokowi itu dilontarkan tak lama setelah dirinya memperlihatkan kemesraan dengan partai penguasa, PDI Perjuangan.

AHY banyak bicara soal ekonomi negara yang menurutnya terus mengalami penurunan. Dia juga menyinggung tentang utang pemerintah yang terus meroket.

“Meskipun ada capaian, tetapi harus kita akui secara jujur, 9 tahun terakhir ini terjadi sejumlah kemandegan, dan bahkan kemunduran serius,” kata AHY.

“Pertumbuhan ekonomi menurun, jauh di bawah yang dijanjikan, 7 persen hingga 8 persen. Pertumbuhan ekonomi stagnan di angka 5 persen, bahkan sempat anjlok ketika diterjang pandemi Covid-19,” tuturnya.

Baca juga: Usai Apel Siaga Nasdem, AHY Yakin KPP Makin Solid dan Sinergis Menangkan Anies

Dalam pidatonya, AHY turut menyoroti isu hukum dan demokrasi. Termasuk, dia menyentil Jokowi yang sempat terang-terangan cawe-cawe dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.

“Demokrat mencermati, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi dinilai sering tebang pilih. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Tajam ke lawan, tumpul ke kawan,” tutur putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Gus Muhdlor Senin Hari Ini

Nasional
Jasa Raharja Santuni Seluruh Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Jasa Raharja Santuni Seluruh Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang  

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Soal Waktu, Komunikasi Tidak Mandek

Nasional
Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com