MEKKAH, KOMPAS.com - Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) diminta mempersiapkan diri untuk mencegah peristiwa hilangnya jemaah terulang dalam proses perpindahan jemaah gelombang kedua dari Mekkah ke Madinah, Arab Saudi, usai melaksanakan ibadah puncak.
"Banyak jamaah yang bergeser dari Mekkah ke Madinah dan jumlahnya juga sekarang mencapai 100 ribuan, artinya akan padat lagi di Madinah," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Hilman Latief, usai rapat koordinasi di Kantor Daerah Kerja Madinah, Selasa (11/7/2023), seperti dikutip dari program Kompas Pagi di Kompas TV.
"Jamaah akan menghadapi situasi yang padat lagi, setelah tenang di Mekkah pascapuncak haji, umrah sunah, dan pascatawaf wada, jamaah masuk Madinah menghadapi situasi padat," lanjut Hilman.
Dalam rapat dibahas mengenai persiapan menghadapi puncak kedatangan jemaah gelombang dua di Madinah, proses kepulangan jemaah gelombang pertama ke Tanah Air, kesiapan tim, hotel, transportasi, antisipasi keterlambatan dan perubahan jadwal pesawat, serta meminimalkan perubahan yang mungkin terjadi.
Baca juga: Jemaah Haji Asal Probolinggo yang Hilang Ditemukan Wafat di RS Mina
Hilman berpesan supaya petugas siaga dan mempersiapkan skema guna mencegah dan menekan peristiwa jemaah haji tersesat dan hilang.
"Madinah itu bagi orang yang tidak familiar, gerbang Masjid Nabawi dianggap sama semua, begitu keluar kok lain posisi gedungnya. Potensinya besar, makanya kami minta penempatan petugas agar tidak terulang dan kita ingin tiga orang ini (orang hilang) selesai dan tidak bertambah lagi," ujar Hilman.
Sebelumnya dilaporkan, seorang jemaah haji asal Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Niron Sunar Sunah (77), yang sempat hilang saat melakukan ibadah puncak dan ditemukan.
Jenazah Niron yang termasuk ke dalam terbang (kloter) 65 Embarkasi Surabaya ditemukan oleh tim PPIH di Rumah Sakit An-Noor.
Baca juga: Kronologi Penemuan Jenazah Niron, Jemaah Haji Asal Probolinggo yang Hilang Saat Armina
Sampai saat ini masih terdapat dua jemaah haji Indonesia yang belum ditemukan keberadannya.
Mereka adalah Suharja Wardi Ardi (69) asal Majalengka, Jawa Barat, dan Idun Rohim Zen (83) dari Embarkasi Palembang Kloter 20 (PLM 20), Sumatera Selatan.
Jenazah Niron sudah dimakamkan di pemakaman umum kawasan Syaraya.
Harun mengatakan, penemuan Niron berawal dari pesan yang beredar melalui WhatsApp yang memberikan informasi terdapat seorang jenazah yang memiliki ciri-ciri mirip.
Pukul 10.15 WAS (Waktu Arab Saudi), pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari Mashariq, ketua kloter, dan istri almarhum.
Baca juga: Kakek 70 Tahun Hilang Saat Ibadah Haji, Ratusan Warga di Majalengka Gelar Doa Bersama
Usai melihat ciri khusus, istri almarhum membenarkan bahawa jenazah tersebut adalah suaminya. Pengecekan pun dilakukan dengan pencocokan berbagai data, seperti paspor, visa, dan sidik jari. Setelah negosiasi yang panjang dan cukup alot, pukul 20.15 jenazah bisa langsung dimandikan.
Pihak maktab dan pengurus Arab Saudi merespons keinginan keluarga membawa jenazah ke Masjidil Haram untuk disalatkan selepas maghrib.
"Istri almarhum melihat ciri khusus yang melekat di tubuh jenazah. Beliau memastikan itu jenazah suaminya," ujar Harun.
Tim perlindungan jemaah PPIH juga terus melakukan penyisiran ke wilayah Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) serta berbagai rumah sakit buat mencari keberadaan 2 jemaah haji yang masih hilang.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Asal Palembang Hilang di Arafah, Sempat Minta Izin ke Toilet
Selain itu, PPIH juga meminta bantuan kepada Kepolisian Arab Saudi untuk mencari keberadaan 2 jemaah haji yang masih hilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.