JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan dinilai masih mempertimbangkan masukan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam menentukan nama bakal calon wakil presiden (bacapres).
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai hal itu yang membuat Anies tak kunjung mengungkapkan pada publik siapa figur yang telah dipilihnya.
“Memang betul Surya Paloh menyampaikan bahwa cawapres diserahkan kepada Anies selaku capres, namun besar kemungkinan Anies tetap harus berkonsultasi ketat dengan Paloh dalam menentukan pendampingnya,” ujar Umam pada Kompas.com, Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Puan Bertemu Anies Usai Lempar Jumrah di Mina, Bicarakan soal Apa?
Dalam pandangannya, Anies sangat berhati-hati menjaga stabilitas internal KPP dalam proses penentuan pendampingnya.
Sebab, jika tidak dijaga, sangat mungkin KPP gagal berlayar dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Ibarat kursi tiga kaki, jika ada yang lepas satu, maka ambyar semua rencana kebersamaan koalisi,” ucap dia.
Namun di satu sisi, Umam menganggap langkah Anies mengumumkan bacawapresnya yang membuat tarik ulur antara Partai Demokrat dan Nasdem terus terjadi.
Baca juga: Menguji Tekad Koalisi Perubahan Berlayar, Negosiasi Nasdem-Demokrat soal Cawapres Anies Jadi Kunci
Saat ini, Demokrat terus menunjukan sikap untuk mendorong ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pendamping Anies.
Sementara Nasdem, tiba-tiba mendorong putri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid menjadi bacawapres Anies.
“Semakin lama Anies mengulur waktu, semakin labil dinamika internal koalisi. Capres harus bisa mengelola benturan kepentingan antar partai,” sebut Umam.
“Jika Anies sebagai capres tetap abai dan tidak segera mengambil langkah tegas, potensi benturan kekuatan yang berujung pecahnya Koalisi Perubahan bisa terjadi,” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.